Pasca pengumuman Calon Kepala Daerah Gelombang II dari PDIP yang diumumkan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri pada Senin (26/8/2024) di Kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro Menteng, Jakarta Pusat yang ternyata tidak termasuk calon kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, yang sebelumnya santer muncul nama Anies Baswedan-Rano Karno. Kini muncul nama kandidat baru, Pramonong Anung-Rano Karno. Pramono adalah mantan Sekjen PDIP dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Indonesia Maju hingga sekarang.
Pramono Anung, Alumni Teknik Pertambangan ITB angkatan 1982 ini oleh pengamat politi IISIP Musthofa Makhdor dinilai sebagai “jalan tengah” PDIP. Karena Pramono dinilai sangat dekat dengan Presiden Jokowi. Bahkan beberapa pendapat, masuknya Pramono dan Rini Soemarno pada kabinet Jokowi-JK saat itu bukan portofolio PDIP. Namun karena kedekatan mereka terhadap Presiden Jokowi. Pramono juga dengan dengan petinggi partai yang tergabung dalam KIM saat ini. Hal ini terbukti, saat anak Pramono Hanindhito Pramana yang saat ini menjabat Bupati Kediri sekaligus kader PDIP, pada pilkada November mendatang, mendapat rekomendasi dukungan dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat dan partai dalam koalisi KIM lainnya.
”Perolehan SK dukungan anak Pramono, Hanindhito sebagai Calon Bupati Kediri ini bukti sebagai indikator bahwa Pramono diterima banyak pihak. Artinya selama ini, Pramono menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan partai-partai, meski partainya PDIP sendiri tidak tergabung dalam KIM dan justru saat ini terlihat sebagai oposisi pemerintahan saat ini dan pemerintah baru nanti”, kata Musthofa kepada Bacaini.ID (27/8/2024).
Dinamika politik Pilgub DKI Jakarta memang menarik dan bergerak cepat. Pasca putusan MK tentang revisi undang-undang Pilkada, akhirnya membuka peluang PDIP mencalonkan sendiri kandidatnya. Jika sebelumnya yang diprediksi adalah persaingan dan perlawanan antara Ridwan Kamil-Suswono pasca PKS mencabut dukungan kepada Anies Baswedan-Shohibul, dengan calon independen yang penuh kontroversi Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto, maka saat ini muncul kandidat lawan baru dari PDIP meski belum diumumkan secara resmi siapa yang akan ditunjuk oleh Megawati.
Musthofa menyebutkan bahwa jika PDIP mendukung Anies Baswedan, yang notabene bukan kader PDIP, menurutnya agak susah untuk melakukan konsolidasi. Para simpatisan dan pendukung PDIP dan Anies ini bagaikan kutub utara dan kutub selatan. Dua aliran yang berbeda, PDIP beraliran nasionalis dan pendukung Anies yang nonpartisan ini mayoritas adalah kelompok agamis, namun bukan agamis tradisional. “Pramono Anung yang merupakan kader PDIP sendiri dan seorang teknokrat dan saat ini masih menjabat Seskab memiliki keunggulan dibandingkan mencalonkan calon dari luar kader PDIP. Ditambah Rano Karno, mantan Gubernur Banten yang kental dengan darah Betawi, diharapkan mampu mendulang suara di pilgub Jakarta ini.
Beberapa pernyataan dari Ketua Umum Megawati saat melakukan orasi politik pada saat pengumuman gelombang kedua calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada Senin (26/8/2024) di Kantor DPP PDIP Jl Diponegoro Menteng Jakarta Pusat kemarin, mengisyaratkan kecil kemungkinan PDIP akan mencalonkan Anies Baswedan. “Megawati beberapa kali menyindir, jangan seenak-enaknya orang ingin minta dukungan dan ngetop dan numpang PDIP. “Itu Airini (calon Gubernur Banten) yang hadir dan ditunjuk oleh Megawati sampai diminta harus masuk kader PDIP dan memakai baju merah hitam kalau ingin mendapat dukungan dari PDIP”, ujar Musthofa.
Penarikan dukungan dari PKS, Nasdem dan PKB yang tidak lagi mendukung Anies pada Pilkada Jakarta menurut Musthofa menjadi indikator bahwa partai-partai tersebut sudah mempertimbangkan secara masak untung dan ruginya mendukung Anies Baswedan. “ dan ini juga yg dipertimbangkan oleh PDIP”. kata Musthofa.
Penulis : Danny Wibisono
Editor : Hari Tri Wasono
Perasaan saya anak2 muda gen Z juga dukung Abah, bukan hanya kaum religius saja loh… Coba di analisa lagi, angkanya juga cukup tinggi loh.
Keren analisa nya… Mendalam dan masuk akal
Keren analisanya