Bacaini.ID, KEDIRI – Petani tebu di Kediri bergembira. Setelah berbulan-bulan merawat tanaman mereka, kini saatnya melakukan panen raya dan memulai musim giling.
Bagi masyarakat Kediri dan sekitarnya, panen raya yang dilanjutkan dengan musim giling adalah peristiwa luar biasa. Karena itu mereka rutin melakukan ritus penghormatan sekaligus ungkapan syukur melalui “manten tebu”. Ritual ini dilakukan petani bersama dengan Pabrik Gula Ngadiredjo yang akan melakukan penggilangan tebu.
Tak hanya mengenakan pakaian khas Jawa Timur, mereka juga mementaskan kesenian jaranan dan wayang ruat. Prosesi manten tebu atau penganten tebu diawali dengan arak-arakan tebu yang dibawa pengantin. Layaknya calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan, tebu yang dipersiapkan untuk “menikah” dipilih yang matang, manis, bersih, segar, dan siap ditebang dan digiling menjadi gula.
Makna dari simbolisasi manten tebu adalah bersatunya tebu yang dihasilkan petani dengan proses giling yang dilakukan pabrik gula. Ibarat pengantin yang dipersiapkan dengan baik, petani mempersembahkan tebu terbaik mereka untuk digiling menjadi gula. Demikian pula pabrik gula berkomitmen melakukan proses penggilingan dengan baik demi menghasilkan gula terbaik dan memberi keuntungan petani.
“Hampir semua pabrik gula, terutama di Jawa melaksanakan tradisi Manten Tebu. Itu bagian dari seremonial bahwa kita akan melaksanakan giling dengan diwujudkan tebu yang dibawa pengantin yang sudah layak, sudah manis, sudah bersih, segar dan siap ditebang dan digiling PG Ngadirejo,” ujar General Manajer PG Ngadirejo Kediri, Wayan Mei Purwono, Jumat, 9 Mei 2025.
Pelaksanaan tradisi tahun ini lebih meriah dibanding tahun sebelumnya karena menggabungkan beragam unsur budaya lokal, seperti jaranan dan wayang ruwat.
PG Ngadirejo menjadwalkan mulai menerima tebu pada tanggal 10 Mei 2025. Sedangkan proses giling akan dimulai sehari setelahnya. Uji coba kesiapan mesin pabrik menunjukkan hasil memuaskan.
“Alhamdulillah, persiapan pabrik pada hari ini kita melaksanakan tes yang memuaskan. Besok 10 Mei siap menerima tebu dari petani,” ucap Wayan.
Pada musim giling tahun ini, PG Ngadirejo menargetkan 10 juta kwintal tebu dan produksi gula sebesar 80 ribu ton. Tebu yang digiling berasal dari wilayah Kediri, Blitar, lahan Hak Guna Usaha (HGU), dan petani mitra di Malang.
Tahun ini PG Ngadirejo berharap bisa mengiling 10 juta kwintal tebu dan menghasilan 80 ribu ton gula, dengan laba di atas Rp.150 miliar. Rendemennya juga ditargetkan naik dari tahun lalu sebesar 8,12.
Penulis: AK Jatmiko
Editor: Hari Tri Wasono