BACAINI.ID, KEDIRI – Sebagian umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa ramadan mengaku tak mengalami penurunan berat badan. Bahkan bobot mereka cenderung naik meski telah menahan makan minum sebulan penuh.
Problem berat badan kerap menjadi salah satu motivasi seseorang untuk berpuasa. Tak sekedar menjalankan kewajiban, ibadah puasa justru menjadi metode diet paling efektif.
Nurlaila, karyawati perusahaan swasta di Kediri memiliki berat badan 50 kilogram sebelum menjalankan ibadah puasa tahun lalu. Seiring dijalaninya ibadah puasa ramadan sebagai umat Muslim, berat badan Nurlaila berangsur-angsur turun. “Saya hanya makan saat buka dan sahur saja, tak ada acara ngemil malam hari,” katanya kepada Bacaini.ID, Minggu, 9 Maret 2025.
Alhasil di hari terakhir puasa ramadan, berat badan Nurlaila turun drastis menjadi 40 kilogram. Artinya dalam 30 hari saja dia sudah berhasil memangkas berat tubuhnya sebanyak 10 kilogram, tanpa harus berkeringat untuk melakukan olah raga khusus.
Tak hanya dirinya, keluarga dan teman dekatnya mengapresiasi penurunan berat badan Nurlaila yang cukup drastis.
Sayang hal itu tidak bertahan lama. Usai merampungkan puasa, perempuan 32 tahun ini tidak mengontrol asupan makanan di hari lebaran. Bahkan hingga beberapa lama usai lebaran pola makannya seperti kesetanan. “Kayak menebus puasa kemarin,” kata Nurlaila.
Dalam hitungan minggu, berat badan Nurlaila berubah. Bukan hanya kembali ke bobot sebelumnya, berat badannya melampui angka 50 kilogram seperti saat sebelum puasa. Mengapa ini bisa terjadi?
Sejumlah riset kesehatan menyebut kasus yang dialami Nurlaila merupakan Yoyo effect (efek Yoyo), di mana seseorang meninggalkan pola makan atau kebiasaan secara mendadak.
Penurunan berat badan yang terjadi pada seseorang saat menjalankan ibadah puasa diakibatkan tidak adanya kalori sampingan yang masuk ke tubuh. Kalori sampingan ini biasanya terjadi karena aktivitas ngemil. Padahal ngemil kerap dipicu merasa bosan atau kebiasaan. Sementara tubuh tidak merasa lapar atau kekurangan gula dan lemak.
Selain kalori, di dalam tubuh orang yang berpuasa akan mengalami penurunan lemak jahat seperti LDL dan trigliserid. Di saat yang bersamaan lemak baik atau HDL makin meningkat. Di sinilah terjadi kondisi tubuh yang ideal dan sehat.
Sayangnya, hanya sedikit masyarakat yang mampu menjaga pola makan tersebut hingga di luar bulan puasa. Apalagi usai puasa, ada hari raya yang menyajikan banyak makanan di mana-mana. Saat inilah efek Yoyo terjadi.
Penulis: Hari Tri Wasono