Bacaini.ID, KEDIRI – Printer atau mesin cetak yang kita kenal sekarang memiliki sejarah panjang berabad-abad lampau.
Sejarah panjang percetakan dimulai dari Tiongkok dengan metode cetak menggunakan balok kayu.
Dari berbagai belahan dunia, percetakan terus berkembang dipengaruhi situasi sosial masyarakatnya.
Woodblock printing, 868 M
Buku cetak pertama yang diketahui dalam sejarah adalah salinan teks suci Buddha, Diamond Sutra.
Tulisan cetak ini berbentuk gulungan panjang lebih dari 5meter, yang dipesan oleh Wang Jie di tahun 868 Masehi, era Dinasti Tang.
Teknik percetakan awal ini merupakan pengembangan dari segel perunggu dan batu yang biasanya digunakan untuk ‘stempel’ pada kain dan tembikar.
Penggunaan balok kayu merevolusi teknik ini untuk membuat lebih mudah memroduksi teks, kalender dan bahkan simbol-simbol keagamaan.
Proses percetakan balok kayu cukup memakan waktu. Teks pada selembar kertas dijiplak di balok kayu kemudian diukir.
Huruf-huruf yang timbul pada balok kayu tersebut kemudian diberi tinta dan dicap pada kertas untuk menciptakan produk jadi.
Huruf bergerak, 1041-1048 M
Mesin cetak lepas diyakini ditemukan oleh Bi Sheng, seorang pencetak balok kayu asal China.
Ia menggunakan ubin tanah liat dan memiliki satu ubin khusus untuk setiap karakter dalam bahasa China.
Pembuatan ubin tanah liat ini merupakan proses yang memakan waktu.
Namun setelah selesai dibuat, pencetak dapat dengan mudah menyusun dan memberi tinta pada ubin ini untuk menghasilkan sejumlah kombinasi teks.
Alkitab Gutenberg, 1454-1455
Awal mula percetakan modern. Pada pertengahan tahun 1450-an, pembuat printer asal Jerman, Johann Gutenberg menciptakan buku teks pertama yang muncul dari Barat.
Ia menggunakan desain Bi Sheng tetapi menciptakan huruf logam, bukan tanah liat.
Buku pertama cetakan ini merupakan salah satu edisi Alkitab. Karenanya, teknik mencetak terbaru di masanya ini dikenal sebagai ‘The Gutenberg Bible’.
Proses pencetakan menjadi cepat dan efektif ketimbang metode pencetakan sebelumnya.
Sebelumnya percetakan memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk menghasilkan teks yang lebih panjang.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif