• Login
  • Register
Bacaini.id
Saturday, July 12, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Cerita Tebu dan Buruh Tebang di Indonesia

ditulis oleh redaksi
11/10/2024
Durasi baca: 3 menit
516 39
0
Cerita Tebu dan Buruh Tebang di Indonesia

Penebang tebu tahun 1900 di Indonesia. Foto: IG@mojokerto_lawas

Bacaini.ID, KEDIRI – Petani tebu di Indonesia tengah bahagia. Tingginya rendemen karena naiknya kualitas tanaman tebu di musim kemarau membuat harga jual komoditas ini meroket.

Di beberapa daerah kenaikan harga tebu di tingkat pabrik mendorong kenaikan harga gula di pasaran. Sejak dua hari terakhir harga gula menyentuh angka Rp.17.000 per kilogram. Meski harganya meroket tajam, namun kebutuhan gula di rumah tangga dan industri makanan tak bisa ditawar.  

Dalam proses metabolisme manusia, gula adalah karbohidrat yang menyediakan energi untuk beraktivitas sehari-hari. Guna menjadi energi, karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa yang dialirkan ke setiap sel di seluruh tubuh melalui aliran darah.

Air tebu merupakan salah satu sumber gula dan karbohidrat terbaik. Kandungan gula alami sukrosa dan fruktosa dalam air tebu dapat menghasilkan energi bagi tubuh, dan mencegah dehidrasi.

Sejarah Perkebunan Tebu

Tebu (Saccharum Officinarum) tergolong dalam kerabat Poaceae. Tanaman ini mempunyai batang yang kokoh, batang beruas dan berserat atau berserabut, dan kulitnya keras.

Tanaman tebu menjadi saksi pertumbuhan ekonomi dunia pada masa kolonialisme dan berperan penting dalam pasar dunia. Dalam sejarah kolonialisme Belanda di Indonesia dikenal dengan sebutan Onderneming.

Dikutip dari National Geographic Indonesia, tidak ditemukan catatan khusus dalam sejarah kolonialisme, tentang kapan dan di mana manusia pertama kali mulai menanam tebu sebagai komoditas tanaman dagang. Tetapi kemungkinan besar itu terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Seiring meningkatnya permintaan gula di pasaran, pemerintah Kolonial Belanda mengeksploitasi tenaga rakyat Jawa menjadi buruh dalam sistem kerja paksa. Sistem ini menuai kejayaan hingga pada pertengahan abad ke-19 produksi gula di Jawa menyumbang sepertiga dari pendapatan pemerintah Belanda dan 4% dari PDB Belanda.

Praktik ini berhenti pada pada tahun 1870, ketika sebuah Undang-Undang Agraria disahkan di Belanda, yang menghapus kerja paksa dan mengizinkan perusahaan swasta untuk menyewa tanah di daerah yang jarang penduduknya.

Buruh Tebang Tebu

Profesi penebang tebu sejatinya merupakan peninggalan Kolonial Belanda saat mengkampanyekan industri tebu di Pulau Jawa. Ia bekerja menebang atau memanen tebu dengan status buruh yang memanen di lahan orang lain.

Pekerjaan tebang tebu tidak mudah dilakukan oleh banyak orang. Selain membutuhkan tenaga yang kuat, penebang tebu harus mampu beradaptasi dengan terik matahari, duri tebu (glugut), maupunhewan berbahaya seperti kalajengking, kelabang, dan ular.

Resiko kecelakaan kerja juga mengincar para penebang tebu, seperti jatuh saat memasukkan batang tebu ke dalam truk, ataupun terpeleset saat menaiki tangga.

Pekerjaan memanen tebu dilakukan dari pagi hingga petang.  Tidak ada hari libur karena pemilik lahan harus mengejar target produksi. Dalam satu musim giling (berkisar 120-140 hari), para pekerja bisa memperoleh upah sekitar Rp.2.500.000 per bulan yang dibayarkan mingguan.

Meski terhitung lumayan, pekerjaan penebang tebu tak bisa dilakukan setiap saat. Pekerjaan ini bergilir dengan buruh tanam ketika proses penanaman tebu dimulai. Ketika masa tanam tiba, buruh tebang tebu praktis kehilangan upahnya.

Karena membutuhkan kekuatan fisik yang luar biasa, banyak buruh tebang tebu yang harus pensiun seiring pertambahan usia. Rata-rata usia produktif seorang tebang tebu antara 30 hingga 60 tahun.

Di Indonesia, utamanya Pulau Jawa, profesi tebang tebu akan terus dibutuhkan. Selama komoditas tebu masih ditanam, serta pabrik gula terus beroperasi, pemilik lahan akan membutuhkan buruh tebang tebu.

Penulis: Eka Lutfiana
Editor: Hari Tri Wasono

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: tebu
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

DPRD Kabupaten Blitar Berharap Tidak Ada Jalan Berlubang Saat Lebaran

Audit Dana Hibah KONI Blitar Perlu Dilakukan Pasca Bonus Atlet Ditunda

8 Hukuman Siswa SD Zaman Dulu, Nomor 5 Bikin Malu

Cara Mengetahui Status Penerima PIP

BPJS Watch Minta Dokter Asing di Indonesia Layani Pasien Miskin

BPJS Watch Minta Dokter Asing di Indonesia Layani Pasien Miskin

  • Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    937 shares
    Share 375 Tweet 234
  • Bonus Atlet KONI Blitar dari Wabup Beky Ditunda Tahun Depan

    619 shares
    Share 248 Tweet 155
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15400 shares
    Share 6160 Tweet 3850
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16590 shares
    Share 6636 Tweet 4148
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10861 shares
    Share 4344 Tweet 2715

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112