Bacaini.id, KEDIRI – Tas anyaman berbahan plastik hasil buatan tangan warga Desa Brenggolo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri diburu menjelang lebaran. Kewalahan, pesanan yang baru-baru ini datang terpaksa ditolak karena khawatir tidak cukup waktu pengerjaan.
Memasuki hari ke-20 bulan Ramadan, tradisi berbelanja menjelang lebaran pun dimulai. Berbagai macam aksesoris tak luput dilirik, tas menjadi salah satunya. Aksesoris ini banyak diburu untuk mempercantik penampilan saat merayakan Hari Raya Idul Fitri nanti.
Tingginya permintaan aksesoris berupa tas juga dirasakan Dwi Ratna Safitri. Perajin tas anyaman plastik ini terpaksa menutup orderan bahkan sejak pertengahan bulan Ramadan lalu. Tak tanggung-tanggung, pesanan tas anyaman plastik yang dia terima sudah mencapai 500 lebih.
“Untuk saat ini kita sudah mulai close order karena permintaan terus bertambah,” kata Ratna, Selasa, 11 April 2023.
Tas anyaman cantik berbahan plastik buatan Ratna memang laris manis menjelang lebaran. Berbagai macam warna dan desain yang modis, tas anyaman plastik buatannya disasar berbagai kalangan termasuk milenial. Lebih-lebih harganya sangat terjangkau, mulai Rp6.000-Rp50.000.
“Untuk harga ini tergantung model dan ukuran tasnya,” imbuh Ratna.
Menurut Ratna, tas pesanan pelanggan rata-rata akan digunakan untuk wadah hampers dan parsel. Dalam pengerjaannya, perempuan berhijab itu dibantu 10 orang yang merupakan warga dan juga tetangga sekitar.
Masing-masing orang, lanjut Ratna, setiap satu hari bisa menghasilkan sedikitnya lima sampai tujuh buah tas dengan berbagai macam bentuk dan ukuran sesuai pesanan pelanggan. Padahal, pesanan yang masuk sudah mencapai ratusan.
“Satu hari satu orang bisa bikin 5-7 tas, sedang permintaan beratus-ratus. Jadi kita sesuaikan dengan kemampuan kita agar sesuai target,” aku Ratna.
Lebih lanjut, Ratna mengaku jika usahanya ini mulai dirintis tepat pada bulan Februari 2023 kemarin. Meski terbilang baru, permintaan tas anyaman plastik handmade dari Desa Brenggolo ini tidak hanya datang dari Kediri dan sekitarnya saja, melainkan juga dari kota-kota besar di Indonesia.
“Ada yang dari Surabaya, dari Jakarta juga ada,” imbuhnya singkat.
Penulis: Novira