Bacaini.ID, KUDUS – Soto Kudus merupakan salah satu kuliner khas masyarakat Kabupaten Kudus Jawa Tengah, selain jenang Kudus yang terkenal itu.
Kuah soto Kudus bening, mirip soto Lamongan Jawa Timur atau soto Seger yang banyak ditemui di wilayah Solo dan Klaten Jawa Tengah.
Warna kuningnya juga tak jauh beda dengan soto daging Madura, meskipun gagrak Madura sedikit gelap, kental dan pekat.
Yang membedakan atau kekhasan soto Kudus dengan varian soto lainnya ada pada isian. Kalau lazimnya soto daging memakai daging sapi, soto Kudus memilih daging kerbau.
Mulai daging sandung lamur, sengkel, iga, has dalam, gandik hingga jeroan: paru, babat, hati, hati pengasihan, limpa, semua serba kerbau.
Kenapa begitu? Ini asal-usul alasan orang Kudus menghindari membuat soto daging sapi dan memilih daging kerbau sebagai ganti.
Sunan Kudus dan Kawanan Sapi
Sejarah itu berawal dari Jakfar Shadiq atau Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang membangun menara masjid berarsitektur Hindu Majapahit di Kudus.
Suatu hari pada saat syiar Islam, Sunan Kudus tak sadar telah masuk terlalu dalam di kawasan hutan belantara yang jauh dari pemukiman penduduk.
Kesamaan pepohonan hutan ditambah kondisi lelah membuat Sunan Kudus sulit menemukan arah jalan keluar. Sejak pagi hingga sore hanya berputar-putar.
Pada situasi pelik itu terdengar bunyi klonengan genta yang ternyata berasal dari kawanan sapi yang tengah berjalan melintas.
Sunan Kudus langsung bergegas mengikuti kawanan sapi yang berjalan sampai menemukan perkampungan (desa). Berkat kawanan sapi itu ia berhasil lepas dari ketersesatan hutan belantara.
“Oleh karena merasa berhutang budi kepada sapi-sapi itu, Sunan Kudus lalu mewanti-wanti penduduk untuk tidak memakan daging sapi,” demikian dikutip dari buku Atlas Wali Songo (2016).
Sumber lain menyebut, Sunan Kudus terkenal toleran. Dalam syiar Islamnya ia mengedepankan pendekatan merangkul, menyentuh hati, bukan menghunus pedang.
Fatwanya melarang umat Islam di Kudus mengonsumsi daging sapi untuk menghormati umat Hindu yang saat itu secara statistik berjumlah lebih besar.
Sapi merupakan binatang yang dimuliakan dan dihormati para pemeluk agama Hindu.
Sebagai wujud penghormatan, Sunan Kudus meminta umat Islam tidak menyembelih sapi pada hari raya Idul Adha atau kurban. Sebagai ganti, umat Islam di Kudus menyembelih kerbau.
“Bahkan saat saat Idul Qurban pun dikisahkan yang disembelih Sunan Kudus bukan sapi melainkan kerbau,” demikian dikutip dari Atlas Wali Songo.
Fatwa Sunan Kudus diketahui masih berlaku hingga sekarang. Di Kudus tidak dijumpai penduduk yang menjual makanan berbahan daging sapi.
Soto yang menjadi salah satu kuliner khas Kudus juga memakai daging kerbau.
Penulis: Solichan Arif