Berawal dari Sukabumi, pengobatan kejantanan Mak Erot menyebar luas hingga ke seluruh nusantara. Salah satunya di Kediri, Jawa Timur.
Bacaini.id, KEDIRI – Klinik pengobatan syahwat Mak Erot yang berpraktik di Jalan Dr. Saharjo Kelurahan Campurejo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini terlihat sederhana. Berbeda dengan klinik kesehatan pada umumnya, klinik ini berbentuk rumah biasa.
Satu-satunya penanda di tempat ini adalah papan nama berwarna dasar kuning dengan tulisan Klinik Pengobatan Mak Erot. Terdapat sebuah foto perempuan tua mengenakan mukena yang diketahui sebagai Mak Erot di papan itu.
Rumah ini bukan milik Mak Erot. Nenek asal Sukabumi yang populer dengan kemampuan membesarkan alat kelamin pria ini telah meninggal dunia pada 5 Juli 2008 silam.
Namun patah satu tumbuh seribu, meninggalnya Mak Erot tak serta merta membuat blantika pengobatan alat kelamin memudar. Sejumlah orang yang mengaku pernah belajar dari Mak Erot ramai-ramai membuka klinik pengobatan. “Ayah saya pernah belajar di sana (Sukabumi), saya mendapat ilmu dari beliau,” kata Jony “Metalica” Akbar, pemilik Klinik Pengobatan Mak Erot di Campurejo kepada Bacaini.id, Selasa 23 Februari 2021.
Sudah cukup lama Jony berpraktik menjadi penyembuh alat kejantanan pria. Berbagai keluhan telah berhasil disembuhkan. Seperti menambah ukuran, memperkeras kemaluan, mengobati lemah syahwat, impotensi, ejakulasi dini, hernia, turun berok, hingga mani encer.
“Bapak yang barusan keluar jauh-jauh dari Jawa Tengah, beliau ingin menambah ukuran,” kata Jony menyebut laki-laki yang baru saja meninggalkan tempat praktiknya.
baca ini Mengenal Profesi Kucing Brondong Pemandu Karaoke
Setiap hari klinik milik Jony tak pernah kehabisan pasien. Rata-rata jumlah pasien yang berobat sekitar delapan orang. Mayoritas adalah laki-laki dengan berbagai keluhan alat kejantanan.
Meski populer sebagai pengobatan pria, klinik Mak Erot ternyata juga menerima pasien perempuan. Layanan yang diberikan adalah merapatkan organ intim. Untuk pasien perempuan terapisnya ibu Jony. Bapaknya yang menjadi gurunya hingga kini juga masih berpraktik. Sehingga praktis rumah tersebut menjadi klinik bersama orang tua dan anak.
Hingga kini sudah tak terhitung alat kelamin pria yang pernah “dipermak” Jony. Menurut Jony jumlahnya mencapai ratusan pasien, dengan mayoritas keluhan ingin memperbesar ukuran.
Tak banyak peralatan yang ditemukan di tempat praktik Jony. Sebuah bilik dengan tirai warna hitam menjadi tempat memeriksa pasien. Bilik ini berada di depan ruang tamu yang sekaligus berfungsi sebagai ruang tunggu.
Alih-alih menyediakan ranjang seperti ruang praktik dokter, Jony hanya menggelar karpet dan sebuah kasur kecil di atasnya. Kasur itu dibungkus terpal cokelat dengan panjang dan lebar seukuran tubuh pria dewasa.
Tak seperti yang dibayangkan banyak orang, tindakan pembesaran penis yang dilakukan Jony ternyata sangat sederhana. Dia bahkan tak “mengutak-atik” organ intim pasiennya kecuali saat pemeriksaan awal.
baca ini Manfaatkan Michat PSK di Kediri Kantongi Tiga Juta Sehari
Diagnosa yang dilakukan Jony cukup detil. Dia akan memeriksa terlebih dulu otot di sekitar kelamin untuk memastikan tidak ada gangguan di sana. “Otot ini seperti akarnya, harus kuat dulu,” kata Jony.
Selanjutnya dia memijat-mijat pangkal paha dan pinggang belakang. Dengan memijat bagian tersebut Jony bisa mengetahui potensi kesembuhannya. Sebab tak semua pasien bisa diperbesar organ intimnya. “Hanya orang yang memiliki susunan otot penis tertentu yang dapat diperpanjang dan diperbesar,” kata Jony.
Selain memijat daerah tertentu, Jony mengoleskan teh basi dan minyak khusus di bagian penis. Terapi ini khusus untuk pasien yang ingin menambah ukuran, baik memperbesar ataupun memperpanjang.
Untuk dengan kondisi tubuh bagus, pengobatan cukup dilakukan sekali. Namun jika ada faktor pemberat seperti kekuatan akarnya yang lemah, butuh pengobatan berkali-kali.
Jony mengklaim sejak membuka pengobatan bersama orang tuanya di Kelurahan Campurejo tahun 2015, hingga kini tak ada satupun pasiennya yang komplain. Pasiennya berasal dari berbagai kota, termasuk Malaysia.
Salah satu pasien yang paling dikenang Jony adalah pasangan suami istri yang masih berusia 28 tahun. Pasangan ini datang ke tempat praktik Jony dengan sedih. Pasalnya sang suami tak bisa menjalankan kewajibannya lantaran organ intimnya yang loyo. “Si istri sampai menangis saat berobat ke sini,” kata Jony.
Menurut dia, kondisi itu adalah yang terparah yang pernah ditangani. Namun dengan pengobatan berkali-kali, pasien tersebut sembuh dari penyakitnya. “Orang harusnya bersyukur memiliki penis normal, bayangkan jika punya tapi tidak bisa ereksi,” katanya berseloroh.
baca ini Lokalisasi Semampir Sudah Ada Sejak Kerajaan Kadiri
Kasus-kasus disfungsi ereksi, menurut Jony, mulai banyak dikeluhkan pasien yang masih berusia muda. Peningkatan kasus ini terjadi di tahun 2019, dimana jumlah pasiennya paling tinggi. Namun ia tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya. “Kemungkinan tuntutan hidup atau pekerjaan yang menjadi beban pikiran, atau justru obat-obatan (obat kuat) itu penyebabnya,” tutur Jony.
Bagi seorang terapis seperti Jony, memegang alat kelamin pria bukan hal aneh. Dia bahkan telah belajar pengobatan ini kepada bapaknya sejak duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Saat kanak-kanak Jony sudah terlibat langsung praktik pengobatan kejantanan.
Namun fase menjadi terapis itu sempat dia tinggalkan saat dewasa. Jony justru asyik dengan komunitas punk di jalan, sebelum kembali lagi menerjuni pengobatan kejantanan bersama orang tuanya.
Selain di Kediri, keluarga Jony memiliki cabang pengobatan Mak Erot di Mojokerto dan Tulungagung. Bisnis ini cukup menunjang ekonomi keluarganya mengingat tarif yang dibanderol juga tak murah.
Setiap pasien yang datang dipatok mahar mulai Rp 500 ribu hingga Rp 20 juta. Tergantung dari keluhan dan kondisi pasien. Terapi paling murah adalah memijat tanpa mendapatkan minyak khusus untuk perawatan alat vital. “Biaya paling mahal untuk pengobatan disfungsi ereksi, total bisa puluhan juta rupiah,” kata Jony.
Tertarik untuk mencoba?
Penulis: Karebet
Editor: HTW