Dunia malam tak selalu lekat dengan perempuan. Di Kediri, ada sejumlah remaja pria yang berprofesi menjadi teman minum dan karaoke. Mereka dijuluki kucing.
Keberadaan kucing ini bisa ditemui di tempat karaoke dan klub malam. Mereka menyasar para perempuan yang membutuhkan teman kencan brondong. Mayoritas pelanggannya adalah tante atau ibu rumah tangga penyuka karaoke, meski tak jarang juga om-om.
Karena jumlahnya tak sebanyak Lady Escort (LC) atau pemandu lagu perempuan, cukup sulit melacak keberadaan para kucing ini. Apalagi mereka juga kerap berpindah tempat untuk mencari tempat karaoke yang potensial.
Melalui jaringan komunitas LC, Bacaini.id berhasil menemukan seorang brondong yang berprofesi sebagai kucing di Kediri. Dengan komitmen tertentu, termasuk merahasiakan identitas dirinya dan pelanggannya, kucing ini bersedia melayani wawancara khusus di kantor redaksi Bacaini.id, Kamis, 11 Februari 2021.
Tepat di waktu yang dijanjikan, Boy datang sendirian. Penampilannya gaul layaknya remaja kekinian. Potongan rambut yang tipis samping dengan kulit bersih menambah kesan muda Boy yang sudah berusia 28 tahun.
Perawakannya ramping, jauh dari kesan macho. Untuk memperkuat kesan brondong, Boy membungkus dirinya dengan sweater kuning muda, celana jeans, dan sepatu converse warna hijau lumut.
Tanpa canggung Boy membuka percakapan dengan humor konyol. Pantas saja dia dijuluki kucing karena sifatnya yang mudah akrab dan tak canggung bertemu orang asing. “Saya tahu kok mana orang baik dan kurang ajar, termasuk yang berduit atau tidak,” katanya tertawa sebelum menceritakan kisah hidupnya.
Jauh sebelum masuk ke dunia kucing, Boy adalah anak pendiam dan cenderung kurang percaya diri. Kedua orang tuanya di Nganjuk berprofesi sebagai buruh tani. Karena keterbatasan ekonomi, Boy tak melanjutkan pendidikan tinggi dan bekerja di sebuah franchise minimarket.
Pendapatannya yang dianggap kurang memadai membuatnya tak berpikir dua kali saat menerima ajakan kawannya bekerja di Bali. “Tugasmu hanya menemani orang minum, dapat duit,” kata Boy menirukan ajakan temannya tahun 2015 silam.
Hari pertama menjalani profesi sebagai kucing dijalani Boy dengan langsam. Saat itu Boy diminta menemani tamu menyanyi di ruang karaoke sambil menenggak miras. Meski sempat canggung, dia berhasil melewati tugas pertama dengan baik. Boy juga mampu mengendalikan tubuhnya agar tidak mabuk meski menenggak miras.
“Saya punya trik khusus untuk menjaga stamina, yakni minum minyak zaitun dan Tolak Angin sebelum kerja. Habis minum dikasih Bearbrand (susu kemasan), badan sudah segar lagi,” katanya.
Tak butuh waktu lama bagi Boy untuk beradaptasi dan menikmati profesi barunya. Pendapatannya menemani menyanyi dan minum cukup tinggi, Rp 500 ribu per jam. Nilai itu lebih rendah dari tarif yang dipatok penyedia tempat yang menjadi muncikarinya kepada tamu, yakni Rp 700 – 800 ribu per jam.
Menjadi kucing, menurut Boy tak hanya sekedar kuat minum. Wajahnya juga harus terlihat muda agar bisa dikategorikan brondong. “Karena ada anak muda yang wajahnya tua, itu nggak bisa jadi kucing,” kata Boy.
Selain itu seorang kucing harus bisa melayani tamu dengan baik, baik perilaku maupun perkataan. Selain humoris, kucing juga harus memiliki pengetahuan cukup agar bisa mengikuti pembicaraan tamunya. Mengingat mereka berasal dari berbagai kalangan seperti pengusaha, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, dan profesi lain.
Menjaga perilaku dan menyenangkan tamu adalah kunci utama seorang kucing. Sebab keberadaan mereka adalah untuk menghidupkan suasana dan menghibur tamu. “Tak boleh main handphone saat bersama tamu, mereka bisa tersinggung. Saya cukup profesional dan menjaga etika soal ini,” kata Boy.
Demikian pula saat ada tamu yang bersikap genit kepadanya, Boy tak boleh tersinggung. Sebagai kucing, Boy sudah terbiasa dan menganggap wajar saat dipeluk, disandari, hingga dicium saat menemani minum. Penolakan hanya dilakukan ketika ada tamu yang mengajaknya tidur.
Soal ini Boy memegang prinsip yang cukup kuat. Dia menolak layanan tidur kepada tamunya dengan pertimbangan kesehatan. “Saya memang tidak open BO (membuka layanan booking) sejak awal menjadi kucing, kecuali dengan tamu yang benar-benar spesial dan saya tahu jejak rekamnya,” kata Boy.
baca selanjutnya Keluarga Kaget Mengetahui Anaknya Menjadi Kucing
Penulis: HTW