Bacaini.id
  • Beranda
  • Baca
  • Sosok
  • Kiblat
  • Keren
  • Opini
  • Inforial
  • Urban Legend
  • Pemilu
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Baca
  • Sosok
  • Kiblat
  • Keren
  • Opini
  • Inforial
  • Urban Legend
  • Pemilu
No Result
View All Result
Bacaini.id

Kisah Gus Maksum, Pendekar Rambut Api Dari Lirboyo

ditulis oleh redaksi
Friday, January 8th, 2021
Durasi baca: 4 menit
0
Kisah Gus Maksum, Pendekar Rambut Api Dari Lirboyo

Almarhum Gus Dur (kiri) dan Gus Maksum (kanan) semasa hidup. Foto: Istimewa

KEDIRI – Kiai Haji Maksum Jauhari adalah legenda di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Selain mengajar ilmu agama, Gus Maksum juga dikenal sebagai pendekar pilih tanding di tanah air.

Meski jasadnya telah wafat pada tanggal 21 Januari 2003 silam, nama Gus Maksum masih disebut banyak orang hingga sekarang. Gus Maksum adalah ikon kejayaan ilmu bela diri santri Pondok Pesantren Lirboyo. Ajang pertarungan silat Pencak Dor menjadi salah satu monumen kenangan yang ditinggalkan Gus Maksum semasa hidupnya.

Gus Maksum adalah putra dari Kiai Haji Abdullah Jauhari di Kanigoro Kediri. Usai menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kanigoro, Gus Maksum melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo. Selebihnya sisa masa mudanya dihabiskan untuk berkeliling dari kota ke kota mencari ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan, dan kejadukan.

Salah satu tempat yang menjadi jujukan Gus Maksum belajar ilmu silat adalah Ahmad Fathoni, seorang pendekar di Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat, yang beraliran Cikaret dan Cikalong. Di luar itu, Gus Maksum juga berburu ilmu kepada sejumlah kiai di Kediri, Blitar, dan Cirebon.

baca ini Kuburan Dempul Lirboyo, Tempat Perjanjian Mbah Sholeh Dengan Jin

Badrul Huda Zainal Abidin atau Gus Bidin, keponakan Gus Maksum yang disebut-sebut mewarisi ilmu silat pamannya, menyebut jika Gus Maksum adalah pendekar yang tak memiliki lawan di masanya. Rambutnya yang dibiarkan gondrong menjadi ciri khas Gus Maksum hingga dijuluki pendekar si rambut api. “Konon rambut beliau bisa menjadi api,” kata Gus Bidin.

Media massa nasional kala itu pernah menulis pernyataan Gus Maksum yang menantang semua dukun santet untuk menyantet dirinya. Dan beberapa santri menyebut upaya penyantetan kepada Gus Maksum selalu gagal. Segala macam ilmu hitam tak akan mempan kepada dirinya.

Hingga kini Gus Bidin masih menempati rumah kediaman Gus Maksum, tepat di depan masjid lama Ponpes Lirboyo. Rumah itu tak banyak mengalami perubahan wajah selain penambahan beberapa ruang di belakang. Selain itu, keberadaan monyet-monyet yang dulu menempati halaman depan rumah Gus Maksum juga sudah tidak tampak.

Penumpasan PKI

Di era penumpasan Partai Komunis Indonesia di wilayah Kediri dan sekitarnya, nama Gus Maksum berada di urutan teratas. Selain membela pesantren dan Nahdlatul Ulama yang menjadi musuh idiologis PKI, Gus Maksum punya alasan khusus untuk mengangkat senjata dalam penumpasan itu.

Pondok pesantren milik ayahnya di Kanigoro Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri pernah diserbu oleh massa PKI. Bahkan di masjid pondok yang tengah dipergunakan kegiatan oleh aktivis Islam yang tergabung dalam Pelajar Islam Indonesia (PPI). Kala itu mereka sedang menggelar kegiatan Mental Training (Mantra) di Kanigoro.

baca ini Hari Pahlawan Kyai Abbas Sulap Biji Kacang Jadi Tentara

Menurut Sari Emingahayu dalam Sisi Senyap Politik Bising (2007: 84-86), “Kanigoro terkenal sebagai basis PKI.” Kawasan ini penghasil tebu untuk Pabrik Gula Ngadirejo. Buruh tani di sana kebanyakan berafiliasi dengan Barisan Tani Indonesia (BTI). Di masa itu, gerakan dan mobilisasi partai politik makin meningkat, baik berupa kampanye maupun pawai.

Suatu pagi, usai menjalankan sahur di bulan ramadan, massa PKI tiba-tiba merangsek ke sekitar Masjid KH Abdullah Jauhari. Mereka menyisir perumahan warga untuk mencari peserta PII yang menginap di rumah warga. Sebagian massa menyerbu masjid dan melempar serta menginjak-injak Al Quran.

Tak hanya itu, peserta PII dan Kiai Abdullah Jauhari juga diarak menuju kantor polisi sektor. Setelah situasi reda, mereka kembali dipulangkan ke tempat asal. Perilaku massa PKI kepada ayahnya ini menjadi salah satu kemarahan Gus Maksum.

Dalam peristiwa penumpasan PKI tersebut, almarhum Kiai Haji Idris Marzuki pernah menyampaikan jika kala dirinya berbagi tugas dengan Gus Maksum. Kiai Idris Marzuki bertanggungjawab atas kelangsungan pendidikan pondok, sedangkan Gus Maksum berperang menumpas PKI dengan dibantu TNI.

Kiai Wong Cilik

Meski berstatus pengasuh di Pondok Pesantren Lirboyo, Gus Maksum tak pernah memutus jarak dengan masyarakat di luar pondok. Setiap hari tamunya berasal dari berbagai kalangan, mulai pejabat, politisi, hingga masyarakat biasa. Dan hebatnya, Gus Maksum tak pernah memberi perlakuan istimewa kepada tamu-tamu penting. Semua harus antri sesuai kedatangannya.

Semasa hidup Gus Maksum juga tak dikenal sebagai kiai pondok. Alih-alih menjaga kewibawaan, Gus Maksum justru kerap keluyuran untuk berinteraksi dengan masyarakat di luar pondok. Setiap kedatangan Gus Maksum seperti karomah bagi siapapun yang dikunjungi untuk mengadukan persoalan sehari-hari. Mulai usaha bangkrut, terlilit hutang, punya musuh, konflik rumah tangga, suami penjudi, dan lain sebagainya berkelindan di tangan Gus Maksum.    

Beliau juga tak segan meresmikan musholla kecil di dalam gang, meski kala itu pergaulannya sudah di jajaran elit. Kedatangan Gus Maksum selalu dieluk-elukkan masyarakat. Gus Maksum tak hanya menjadi milik pondok Lirboyo, tetapi seluruh lapisan masyarakat yang mengenalnya.

Tradisi Pencak Dor

Perang tanding antar sesama pesilat adalah salah satu metode pengajaran Gus Maksum kepada santrinya. Untuk menguji tingkat penguasaan jurus yang diajarkan, Gus Maksum meminta mereka untuk perang tanding. “Jadi itu semacam ujian,” kata Gus Bidin.

Hingga kini tradisi perang tanding ini masih dipertahankan oleh Gus Bidin sebagai pengajar silat yang menjadi ekstrakurikuler pendidikan pondok Lirboyo. Hanya saja, ajang pencak dor saat ini tak hanya dikhususkan untuk santri, tetapi terbuka lebar untuk masyarakat umum.

Semua pendekar pencak bisa naik ke atas gelanggang untuk beradu silat dan saling menjatuhkan. Satu-satunya peraturan yang dibuat penyelenggara pertandingan adalah “ di atas lawan di bawah kawan”. Artinya, tak boleh ada dendam di luar gelanggang meski sebelumnya terlibat adu jotos yang sangat keras. Itulah pencak yang diajarkan Gus Maksum. (HTW)

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: gus maksumkanigoropagar nusapencak dorpencak silatPKIponpes lirboyo
ShareTweetSendTweet

Related Posts

Pasar Takjil Baru di Kediri Ini Jadi Jujukan Anak Kos
Headline

Pasar Takjil Baru di Kediri Ini Jadi Jujukan Anak Kos

Bacaini.id, KEDIRI - Jalan Jaksa Agung Suprapto di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri terlihat berbeda memasuki bulan Ramadan tahun ini. Sepanjang...

Baca ini..
Konglomerat Hary Tanoesoedibjo Pilih Menantu Anak Banyuwangi

Konglomerat Hary Tanoesoedibjo Pilih Menantu Anak Banyuwangi

Baca Doa Ini Agar Tidak Mudah Haus Saat Berpuasa

Baca Doa Ini Agar Tidak Mudah Haus Saat Berpuasa

Ngamuk di Klub Malam, Ardhito Ngaku Anak Pramono Anung

Ngamuk di Klub Malam, Ardhito Ngaku Anak Pramono Anung

Populer

  • Meriahnya Pasar Takjil Trenggalek

    Meriahnya Pasar Takjil Trenggalek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Upacara Melasti di Nganjuk Disambut Antusias Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dituding Salah Desain Alun-Alun, Ini Penjelasan Pemkot Kediri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Baca Doa Ini Agar Tidak Mudah Haus Saat Berpuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga di Tulungagung Bakal Terdampak Jalan Tol

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Terbaru

Hilang di Sungai, Bocah 8 Tahun di Nganjuk Ditemukan Tewas

Hilang di Sungai, Bocah 8 Tahun di Nganjuk Ditemukan Tewas

Sidak Takjil, Dinkes Tulungagung Masih Temukan Rhodamin B

Sidak Takjil, Dinkes Tulungagung Masih Temukan Rhodamin B

Pasar Takjil Baru di Kediri Ini Jadi Jujukan Anak Kos

Pasar Takjil Baru di Kediri Ini Jadi Jujukan Anak Kos

Ketahui Hukum Berkumur dan Gosok Gigi Saat Puasa

Ketahui Hukum Berkumur dan Gosok Gigi Saat Puasa

Konglomerat Hary Tanoesoedibjo Pilih Menantu Anak Banyuwangi

Konglomerat Hary Tanoesoedibjo Pilih Menantu Anak Banyuwangi




Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan informasi dinamika masyarakat Jawa Timur. Mulai tentang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Hukum, Pertahanan Keamanan, Hiburan, hingga Religiusitas sebagai sandaran vertikal manusia.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi

© 2022 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi bacaini.id dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Baca
  • Sosok
  • Kiblat
  • Keren
  • Opini
  • Inforial
  • Urban Legend
  • Pemilu

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist