Bacaini.id, JOMBANG – Sejumlah petani cabai di Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Jombang terpaksa gigit jari. Bersamaan dengan harga cabai yang melambung tinggi, tanaman mereka malah terserang hama patek dan juga jamur.
Selain berdampak pada hasil panen yang tidak maksimal, mereka masih harus keluar ongkos untuk pengobatan tanaman cabai miliknya. Zaenuri salah satunya, dia mengaku harus bekerja ekstra untuk mencegah penyebaran hama patek dan jamur yang telah menyerang sebagian tanaman di lahan miliknya.
“Penanganannya harus cepat. Harus segera dipisahkan, soalnya kalau kena hama, cabai lain yang masih sehat bisa langsung tertular,” kata Zaenuri kepada Bacaini.id, Selasa, 7 Juni 2022.
Menurutnya, tanaman cabai di lahan seluas satu hektare miliknya, sebagian besar telah diserang hama. Karena sudah menyebar, maka penanganan yang dilakukan menjadi lebih sulit. Berbagai macam obat sudah diberikan, tetapi hama tersebut tak kunjung tertangani.
Untuk memisahkan cabai yang terkena hama dan cabai yang masih sehat, tentu saja dia harus memetiknya satu persatu. Apalagi, dalam satu pohon cabai, ada sebagian yang sudah rusak dan sebagian lagi masih bagus.
Dikatakannya, cabai yang terserang hama harus segera dipetik agar segera bisa dijual, meski dengan harga rendah. Apesnya, sebagian cabai yang terserang hama adalah cabai yang masih hijau, sehingga lebih cepat kering bahkan mati.
“Saat ini harga cabai di pasaran memang tinggi, tapi kami tidak bisa maksimal memasoknya karena kualitas dan produktivitas tanaman menurun. Selain hama, cuaca hujan juga mempengaruhi kualitas panen,” terangnya.
Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Jombang saat ini berada dikisaran Rp90 ribu perkilogram. Sedangkan petani menjual hasil panennya kepada tengkulak dengan harga antara Rp48 ribu hingga Rp50 ribu perkilogram, sesuai kualitas cabai itu sendiri.
Kondisi ini juga dikeluhkan oleh pedagang di pasar tradisional. Dalam hitungan hari saja, harga cabai melesat cepat. Selain cabai merah, harga cabai hijau dan cabai merah besar juga mengiringi kenaikan harga cabai rawit.
Maimanah, salah satu pedagang cabai di pasar mengakui kenaikan ini terjadi secara bertahap dan cepat. Rata-rata kenaikan harga sudah lebih dari Rp30 ribu. Sebut saja harga cabai rawit yang sebelumnya Rp35 ribu, sekarang sudah tembus lebih dari Rp90 ribu.
“Dampaknya banyak pelanggan yang mengurangi belanja agar bisa mencukupi seluruh kebutuhan bumbu dapur,” kata Maimanah.
Sementara itu, naiknya harga cabai ini juga diikuti dengan naiknya harga sejumlah komoditas lain yang dijual di pasar tradisional di Jombang.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira