Bacaini.ID, KEDIRI – Kode 1312 dan ACAB mendadak jadi perbincangan warganet menyusul langkah band punk Sukatani asal Purbalingga yang menarik lagu Bayar Bayar Bayar.
Lagu berjudul Bayar Bayar Bayar yang diiringi musik beraliran punk itu heboh lantaran dalam liriknya banyak bertaburan kalimat Bayar Polisi.
Seiring itu personil Sukatani juga dikabarkan sempat “hilang” saat perjalanan menuju Banyuwangi usai manggung di Bali.
Peristiwa yang menarik perhatian netizen itu bahkan memunculkan tagar bernada perlawanan di media sosial: #kamibersamasukatani.
Sebelumnya grup musik Sukatani diketahui menghentak publik dengan lagu berjudul Bayar Bayar Bayar yang liriknya mengeritik keras prilaku oknum kepolisian.
Yang menarik lagi, pada lirik lagu Bayar Bayar Bayar juga menyebut angka 1312, yakni kode numerik yang merujuk sebuah akronim.
Angka 1 merupakan kode dari huruf A. Kemudian 3 adalah kode dari abjad ketiga yaitu C. Sedangkan angka 2 kode dari abjad kedua, yaitu B.
Jika digabungkan, 1312 membentuk akronim ACAB yang merupakan singkatan dari All Cops Are Bastards.
Secara harfiah terjemahan bahasa, ACAB atau 1312 yang muncul dalam lirik lagu Suatani bisa diartikan ‘Semua Polisi Adalah Bajingan’.
Akronim ACAB secara umum digunakan sebagai kritik terhadap tindakan oknum polisi yang dinilai tidak etis.
Dalam sejarahnya, pemakaian akronim ACAB bermula dari aksi pekerja Inggris pada tahun 1920-an.
Mereka protes dan mogok kerja kepada pihak berwenang lantaran ketidakadilan yang diterima.
Pada tahun 1940-an frasa ini semakin menguat sebagai bagian dari bentuk protes para pekerja di Inggris yang dituangkan dalam coretan atau grafiti.
Pada tahun 1970-an, ACAB dan 1312 semakin populer.
Pada perkembangannya bahkan jadi slogan yang mendunia sebagai bentuk ketidakpuasan masyarakat atas kinerja kepolisian.
Di Indonesia, akronim ACAB dan 1312 pernah ditemukan dalam grafiti saat berlangsungnya tragedi Kanjuruhan, Malang tahun 2022.
Sukatani, Bayar Bayar Bayar
Sebelumnya tidak banyak yang mengenal grup musik Sukatani.
Grup band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah ini digawangi dua orang personel, Twister Angel sebagai vokalis dan Alectroguy, gitaris.
Lagu mereka berjudul Bayar Bayar Bayar merupakan lagu dengan muatan kritik yang cukup lugas pada institusi kepolisian.
Lagu yang kemudian jadi viral terutama di kalangan anak muda pecinta musik skena punk rupanya menjadi masalah tersendiri bagi Sukatani.
Setelah dikabarkan menghilang selepas manggung di Bali, tiba-tiba muncul video permintaan maaf Sukatani terhadap institusi kepolisian.
Dalam keterangan di media sosial melalui akun @sukatani.band, Sukatani menyatakan telah menarik lagu Bayar Bayar Bayar dari platform penyedia lagu.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif