• Login
  • Register
Bacaini.id
Sunday, July 6, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Tradisi Jamasan Pusaka Peninggalan Mataram Islam di Nganjuk

ditulis oleh Editor
10/08/2022
Durasi baca: 3 menit
586 6
0
Tradisi Jamasan Pusaka Peninggalan Mataram Islam di Nganjuk

Prosesi jamasan pusaka oleh para Empu di Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Foto: Bacaini/Asep Bahar

Bacaini.id, NGANJUK – Kirab Bedol Pusaka mengawali prosesi tradisi Jamasan Pusaka di Desa/Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk. Para sesepuh mengenakan pakaian adat jawa membawa serta 10 pusaka dalam kirab, Rabu, 10 Agustus 2022

Kirab dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dari kediaman lurah pertama Desa Ngetos, Suwarno, yang hidup pada masa Mataram Islam. Menempuh jarak kurang lebih satu kilometer, kirab diiringi suara gamelan dan tarian mongde yang ditampilkan murid SD menuju Balai Desa Ngetos.

Keikutsertaan para pendekar dari sejumlah perguruan silat semakin menambah kemeriahan tradisi yang menjadi agenda rutin tahunan setiap bulan Suro. Sesampainya di Balai Desa, Kepala Desa, tokoh masyarakat dan juga para Empu sudah menunggu di lokasi jamasan pusaka.

Diawali dengan berdoa bersama dan sejumlah ritual, prosesi jamasan dilakukan dengan memandikan pusaka menggunakan air sekaligus peralatan yang sudah dipersiapkan.

“Air yang digunakan untuk jamasan kami ambil dari tujuh sumber mata air yang ada di Ngetos,” kata Sukarno, salah satu tokoh masyarakat, kepada Bacaini.id, Rabu, 10 Agustus 2022.

Satu persatu pusaka yang dibawa sesepuh desa diberikan kepada para Empu untuk dilakukan jamasan. Diantara 10 pusaka tersebut ada pusaka yang merupakan peninggalan Empu Punjul dan keturunannya, yakni Empu Josono atau Empu Kriyosono.

“Cerita dari sesepuh sebelum-sebelumnya, Empu Punjul dan keturunannya hidup pada masa Kerajaan Mataram Islam,” ujarnya.

Diceritakannya, Empu Punjul membuat pusaka di Gunung Punjul yang terletak di sebelah utara Gunung Wilis. Dalam membuat pusaka, Empu Punjol sering berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain di sekitar Gunung Wilis.

“Jejaknya ditemukan di Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, pindah lagi ke Desa Swaru, Kecamatan Sawahan. Setelah itu bersama generasi berikutnya dia berpindah ke Ngetos dan Pace,” sebutnya.

Empu Punjul pada akhirnya menetap di wilayah Kadipaten Pace hingga akhir hayatnya. Kini makamnya berada di Dusun Kedungbajul, Desa Gemenggeng, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.

Lebih lanjut, Sukarno menjelaskan bahwa Prosesi Jamasan ini dilakukan untuk menghormati para Empu yang pada zaman dahulu telah bersusah payah membuat pusaka. Fungsi pusaka sendiri tidak hanya sebagai senjata, tetapi juga untuk ageman atau aksesoris yang menunjukkan kewibawaan serta kepercayaan diri.

“Para Empu memilih besi yang bagus dan ada yoninya. Sulitnya membuat pusaka itu sangat luar biasa, butuh tirakat dan sesaji juga,” ungkapnya.

Sukarno menambahkan, warga diizinkan untuk menyerahkan pusaka pribadi mereka untuk dilakukan penjamasan oleh para Empu setelah jamasan pusaka peninggalan Empu Punjul dan Empu Josono selesai dilakukan. Tradisi Jamasan Pusaka ditutup dengan kenduri nasi kuning.

“Diharapkan tradisi ini bisa terus lestari sehingga mempererat tali silaturahmi antar warga dan menjadi pembelajaran kepada generasi muda,” pungkasnya.

Penulis: Asep Bahar
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: bulan surojamasan pusakatradisi di nganjuk
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Viral Cikgu Malaysia Ngomel Muridnya Terkontaminasi Bahasa Indonesia

Viral Cikgu Malaysia Ngomel Muridnya Terkontaminasi Bahasa Indonesia

Sengketa 13 Pulau di Trenggalek dan Tulungagung Memanas Lagi

Sengketa 16 Pulau: Nelayan Trenggalek Siapkan Perlawanan Kultural

Ini Janji Keadilan Bupati Kediri Untuk Santri Tewas Dianiaya di Pesantren

3 Kades di Kediri Tersangka Korupsi, Bupati: Tak Ada Toleransi

  • Viral Orang Pelayaran Aniaya Driver Ojol Picu Aksi Solidaritas

    Viral Orang Pelayaran Aniaya Driver Ojol Picu Aksi Solidaritas

    702 shares
    Share 281 Tweet 176
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15389 shares
    Share 6156 Tweet 3847
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16588 shares
    Share 6635 Tweet 4147
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10860 shares
    Share 4344 Tweet 2715
  • Viral Cikgu Malaysia Ngomel Muridnya Terkontaminasi Bahasa Indonesia

    573 shares
    Share 229 Tweet 143

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist