Bacaini.id, NGANJUK – Hujan deras selama lebih dari enam jam membuat air sungai di Desa Banaran, Kecamatan Pace, Nganjuk meluap. Luapan air membuat dam penahan air jebol sehingga menyebabkan terjadinya banjir di jalan dan pemukiman warga.
Dampak luapan air sungai ini juga dirasakan warga Desa Putukrejo dan Desa Bodor, Kecamatan Loceret. Sedikitnya ada 200 rumah warga terdampak banjir setinggi 500 sentimeter hingga satu meter.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nganjuk, Abdul Wakid mengatakan banjir dam Banaran ini sudah menjadi langganan. Hampir setiap tahun di musim penghujan, air di dam Banaran selalu meluap dan menyebabkan bajir di pemukiman warga.
“Selama Oktober sampai November 2022 ini sudah tiga kali terjadi. Baru tiga hari lalu air juga meluap, akhirnya tanggul yang ada di depan pintu air dam Banaran kita perbaiki dengan menggunakan glangsing,” kata Abdul di lokasi banjir, Sabtu, 19 November 2022.
Menurutnya, upaya perbaikan tanggul di depan pintu air dam Banaran dengan menggunakan glangsing ini bisa dibilang lebih aman. Meskipun tanggul kembali ambrol, namun aliran air sungai dari atas akan langsung turun sehingga mengurangi genangan air di Desa Banaran sendiri.
“Kalau tidak ada tanggul ini, wilayah yang berada di depan pintu dam Banaran akan terdampak banjir yang luar biasa. Jadi fungsinya untuk mengurangi dampak, karena setiap musim hujan, musibah dam Banaran selalu terjadi,” jelasnya.
Sementara itu, Asngari, salah seorang warga Desa Putukrejo mengatakan bahwa air yang menggenangi kawasan pemukiman tempat tinggalnya memang berasal dari luapan air sungai Desa Banaran.
“Air dari sungai besar Banaran meluap, akhirnya Puthuk (Desa Putukrejo) kena imbasnya. Untuk rata-rata ketinggian sekitar setengah sampai satu meter lah,” ungkap Asngari.
Banjir yang terjadi hampir setiap tahun ini membuat masyarakat berharap agar pemerintah bisa segera menemukan solusi melakukan penanganan. Meskipun sudah langganan, namun kondisi ini selalu membuat masyarakat merasa cemas.
Penulis: Asep Bahar
Editor: Novira