Bacaini.ID, KEDIRI – Kota Kediri mencatat prestasi gemilang di tingkat nasional setelah Setara Institute menetapkannya sebagai Kota Paling Toleran dalam Indeks Kota Toleran (IKT) edisi terbaru. Predikat ini diberikan atas dasar kuatnya komitmen pemerintah kota dalam menjamin kebebasan beragama, kesetaraan sosial, dan perlindungan terhadap kelompok minoritas.
Setara Institute, lembaga independen yang fokus pada isu kebebasan sipil dan hak asasi manusia, menggunakan empat indikator utama dalam penilaian IKT.
Pilar Penilaian | Capaian Kediri |
Regulasi Pemda | Kebijakan inklusif, antisipasi diskriminasi |
Pernyataan Publik | Wali Kota aktif menyuarakan toleransi |
Penanganan Konflik | Respons cepat terhadap isu intoleransi |
Dukungan Minoritas | Fasilitas kegiatan keagamaan & sosial |
Kota Kediri berhasil meraih skor tertinggi dalam hampir semua indikator tersebut, dengan skor 8.35 dari 10,yang menunjukkan sinergi antara regulasi dan implementasi sosial yang nyata.
Penilaian itu diprediksi akan berubah usai terjadinya penolakan pendirian tempat ibadah jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri. Penghentian pembangunan tempat ibadah ini menyulitkan lebih dari 200 jemaat GKJW yang selama ini memanfaatkan rumah sebagai tempat peribadatan.
baca ini Pembangunan Tempat Ibadah GKJW di Kota Kediri Dihentikan Paksa
Saat ini pemerintah daerah tengah mencari solusi atas rencana pendirian gereja, yang menurut panitia pembangunan gereka sudah memenuhi seluruh persyaratan administrasi.
Penulis: Hari Tri Wasono
Yang toleran hanya umat non muslim, sedangkan yg muslim jumawa dan selalu menolak pembangunan tempat ibadah/gereja
Kalau PEMKOT KEDIRI tidak hadir di masalah ini dan selalu melempar ke FKUB, saya mengajak semua umat minoritas untuk memboikot program PEMKOT dg tidak membayar semua pajak daerah, untuk apa.Kita umat minoritas hanya dituntut memenuhi kewajiban kita, tetapi hak kita terutama hak menjalankan peribadatan dikebiri dan dipersulit
Dalih ya hanya itu itu saja yaitu lepas tangan ke FKUB.Semua tau FKUB paling lantang menolak umat minoritas beribadah, maunya seluruh rakyat indonesia menjadi muslim
Kota Kediri Kota toleran pret pret, yang toleran itu kaum minoritas, yg mayoritas konsen
PEMKOT KEDIRI TIDAK PERNAH HADIR DITENGAH RAKYAT, PENDIRIAN TEMPAT IBADAH HARUS ADA RESTU FKUB
Masak pemerintah kalah dg FKUB. Itu cuma akal akalan supaya gereja tidak dibangun, atau mengelak dan cari aman, dg melempar ke FKUB
FKUB kerjanya cuma menerima uang dari APBD doang, bukan menjalin toleransi
Ayo boikot program pemkot kediri, dengan TIDAK TAKUT YIDAK MEMBAYAR PAJAK DAERAH, TERUTAMA PARA PENGYSAHA NON MUSLIM
SETARA INSTITUTE mungkin lagi ngimpi kali, kota kedidi yg demikian dinilai kota yg toleransi.
Yang toleran itu umat minoritas, yang mayoritas jauh dikatakan toleransi
Apalagi pemdanya tidak hadir ditengah masyarakar yg demikian itu