• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, October 23, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Petani Trenggalek Ungkapkan Syukur dengan Gelar Tradisi Lempar Kepala Kerbau

ditulis oleh Editor
07/06/2024
Durasi baca: 2 menit
531 10
0
Petani Trenggalek Ungkapkan Syukur dengan Gelar Tradisi Lempar Kepala Kerbau

Petani Trenggalek Ungkapkan Syukur dengan Gelar Tradisi Lempar Kepala Kerbau. Tampak Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin. (foto/ist)

Bacaini.id, TRENGGALEK – Sejumlah petani di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur menggelar upacara adat Nyadran atau larung sesaji yaitu tradisi melempar kepala Kerbau di Dam Bagong.

Tradisi yang digelar setiap tahun itu untuk mengenang jasa Ki Ageng Menak Sopal pendiri daerah Kelurahan Ngantru Kecamatan/Kabupaten Trenggalek. Menak Sopal diyakini yang pertama kali membangun Dam Bagong.

Upacara adat itu berlangsung setiap Jumat Kliwon Bulan Selo dalam penanggalan Jawa. Yang dilakukan para petani sebagai ungkapan syukur atas hasil bumi lantaran adanya saluran irigasi Dam Bagong .

Dam Bagong diketahui mengaliri lebih dari 800 hektare sawah di wilayah Kabupaten Trenggalek. Folklore (cerita rakyat) yang berkembang, Menak Sopal mulai membangun Dam Bagong pada abad ke-16.

Atas jerih payahnya, pertanian di Trenggalek makmur dan terhindar dari ancaman bencana banjir. Tidak heran Menak Sopal mendapat julukan sebagai Pahlawan Pertanian Trenggalek.

Dalam ritual nyadran yang berlaku turun temurun, kerbau yang hendak disembelih lebih dulu diserahkan kepada Bupati Trenggalek, yakni Mochamad Nur Arifin atau Mas Ipin.

Bupati kemudian menyerahkan kembali ke warga. Kepala dan kaki kerbau yang  disembelih dilarung ke Dam Bagong dengan cara dilempar. Selalu ada warga yang menunggu di dalam air untuk memperebutkannya.

“Kegiatan ini menjadi hajat rutin sekaligus kebudayaan asli Kabupaten Trenggalek. Ini ungkapan syukur atas limpahan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rezeki air kita tidak kering, sawah-sawah terairi, panenan lancar,” ujar Mas Ipin.

Acara ritual di Dam Bagong dimulai malam hari dengan membersihkan kerbau dan ziarah ke makam leluhur. Selanjutnya kerbau disembelih dan sebagian dagingnya di bagikan ke pada warga.

“Saya berharap kebudayaan seperti ini terus lestari di Kabupaten Trenggalek, hal ini dimaksudkan agar jasa perjuangan para leluhur bisa tetap dikenang oleh masyarakat Trenggalek dan juga membangun rasa kepedulian antar sesama dengan bersedekah,” pungkasnya. (*)

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: bupati trenggalekdam bagong trenggalekmas ipinritual Dam bagong
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

ashanty istri anang hermansyah

Yuk Belajar dari Kasus Ashanty, Ini Tip Hadapi Karyawan Brengsek

longsor di Blitar

Longsor di Blitar Timpa Rumah Warga, 1 Balita Terluka

Ribuan Santri Hadiri Pembukaan Haflah 1 Abad Ponpes Ploso

Jejak Panjang Pesantren, dari Gapura Gresik ke Era Digital

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15602 shares
    Share 6241 Tweet 3901
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16623 shares
    Share 6649 Tweet 4156
  • Seruan Boikot TRANS 7 Meluas Hingga ke Kampung Halaman Tan Malaka

    817 shares
    Share 327 Tweet 204
  • Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2929 shares
    Share 1172 Tweet 732
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10883 shares
    Share 4353 Tweet 2721

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist