Bacaini.id, TRENGGALEK – Sejumlah petani di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur menggelar upacara adat Nyadran atau larung sesaji yaitu tradisi melempar kepala Kerbau di Dam Bagong.
Tradisi yang digelar setiap tahun itu untuk mengenang jasa Ki Ageng Menak Sopal pendiri daerah Kelurahan Ngantru Kecamatan/Kabupaten Trenggalek. Menak Sopal diyakini yang pertama kali membangun Dam Bagong.
Upacara adat itu berlangsung setiap Jumat Kliwon Bulan Selo dalam penanggalan Jawa. Yang dilakukan para petani sebagai ungkapan syukur atas hasil bumi lantaran adanya saluran irigasi Dam Bagong .
Dam Bagong diketahui mengaliri lebih dari 800 hektare sawah di wilayah Kabupaten Trenggalek. Folklore (cerita rakyat) yang berkembang, Menak Sopal mulai membangun Dam Bagong pada abad ke-16.
Atas jerih payahnya, pertanian di Trenggalek makmur dan terhindar dari ancaman bencana banjir. Tidak heran Menak Sopal mendapat julukan sebagai Pahlawan Pertanian Trenggalek.
Dalam ritual nyadran yang berlaku turun temurun, kerbau yang hendak disembelih lebih dulu diserahkan kepada Bupati Trenggalek, yakni Mochamad Nur Arifin atau Mas Ipin.
Bupati kemudian menyerahkan kembali ke warga. Kepala dan kaki kerbau yang disembelih dilarung ke Dam Bagong dengan cara dilempar. Selalu ada warga yang menunggu di dalam air untuk memperebutkannya.
“Kegiatan ini menjadi hajat rutin sekaligus kebudayaan asli Kabupaten Trenggalek. Ini ungkapan syukur atas limpahan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rezeki air kita tidak kering, sawah-sawah terairi, panenan lancar,” ujar Mas Ipin.
Acara ritual di Dam Bagong dimulai malam hari dengan membersihkan kerbau dan ziarah ke makam leluhur. Selanjutnya kerbau disembelih dan sebagian dagingnya di bagikan ke pada warga.
“Saya berharap kebudayaan seperti ini terus lestari di Kabupaten Trenggalek, hal ini dimaksudkan agar jasa perjuangan para leluhur bisa tetap dikenang oleh masyarakat Trenggalek dan juga membangun rasa kepedulian antar sesama dengan bersedekah,” pungkasnya. (*)