Bacaini.ID, KEDIRI – Sudah beberapa waktu patung atau monumen Bola Dunia (Globe) yang terpajang di pertigaan Tepus, Kabupaten Kediri telah dipindah ke tempat lain. Monumen yang menjadi ikon Pemkab Kediri ini “disembunyikan” di pinggir kali dekat kawasan Simpang Lima Gumul.
Monumen Bola Dunia dengan tulisan Kediri Lagi yang sebelumnya tampak di pertigaan Tepus sudah cukup lama diturunkan. Monumen yang menyerupai logo Universal Studio Singapura ini merupakan ikon Pemkab Kediri dengan jargon “Kediri Lagi”.
Pengguna jalan yang melintas di Jalan Soekarno Hatta dipastikan melihat monumen ini karena letaknya yang tepat di tengah pertigaan. Monumen ini makin mencolok dengan pemasangan lampu sorot di malam hari.
Dilansir dari situs resmi dprdkedirikab.go.id, monumen ini didirikan pada Desember 2018 di era pemerintahan Bupati Haryanti Sutrisno.
Putut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri kala itu mengatakan, pembangunan Taman Globe Kediri Lagi ini sebagai gambaran bentuk global peta Kabupaten Kediri, yang didesain menyerupai globe Universal Studio Singapura.
“Bangunan ini menjadi ikon Kabupaten Kediri dan bisa dilihat dari berbagai penjuru (Selatan, Utara dan Timur) saat memasuki kawasan Kabupaten Kediri. Jalur tersebut menuju lokasi Kantor Pemkab Kediri, kawasan bisnis SLG, dan kawasan kuliner Soekarno- Hata,” terang Putut.
Seiring pergantian rezim pemerintahan yang kini dipegang Bupati Hanindhito Himawan Pramana, satu per satu ikon peninggalan Haryanti disingkirkan. Diawali dengan penurunan tagline “Kediri Lagi” di monumen Simpang Lima Gumul yang diganti “Kediri Berbudaya”, kini patung Globe tersebut juga diturunkan.
Belakangan diketahui jika patung tersebut telah didirikan kembali di tempat yang cukup tersembunyi, di pinggir kali dekat kawasan SLG. Saat ini proses pemindahan sudah selesai. Hanya saja ornamen dan tulisan Kediri Lagi pada globe itu sudah tak tampak lagi.
Globe itu kini berdiri sendiri di ruas Jalan Guyangan yang jarang dilalui orang. Bahkan kawasan ini menjadi salah satu spot yang dihindari pengguna jalan karena minimnya lampu penerangan.
Penulis: Hari Tri Wasono





