Bacaini.id, TRENGGALEK – Setelah menjuarai ajang Musabaqoh Hifzil Qur’an (MHQ) tingkat internasional, nama Dewi Yukha Nidha Hafidzah menjadi topik pembicaraan masyarakat Trenggalek. Dia telah membanggakan daerah kelahirannya dengan prestasi yang dicapainya.
Kepulangan perempuan asal Desa Ngadisoko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek tersebut disambut dengan kebanggaan setelah menjuarai ajang internasional yang digelar di Kazan, Republik Tatarsatan, Rusia.
“Saya ikut lomba di sana mulai tanggal 17 sampai 20 (Mei 2022),” kata Dewi kepada Bacaini.id, Selasa, 24 Mei 2022.
Perempuan berusia 24 tahun ini mengaku mulai menghafal Al-Qur’an sejak berusia 15 tahun. Tidak butuh waktu panjang, dua tahun kemudian, dia telah berhasil menyelesaikan hafalannya.
Selain berkiprah dalam perlombaan tingkat nasional, Dewi juga beberapa kali mengikuti perlombaan MHQ tingkat internasional di sejumlah negara. Tetapi, ajang MHQ the 4th Holy Quran Recitation Competition di Rusia kemarin merupakan prestasi tertinggi yang berhasil diraihnya.
“Lomba hafalan 30 juz di Rusia kemarin adalah capaian tertinggi dari perlombaan yang pernah saya ikuti. Sebelumnya saya pernah ikut lomba di Jordania tahun 2017 juga di Arab tahun 2020 kemarin,” ungkapnya.
Saat ini, perempuan yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kedungbajul di Kabupaten Trenggalek ini berkeinginan untuk mengembangkan standarisasi bacaan Al-Qur’an di Trenggalek. Salah satunya dengan mendidik para hafizah yang ada di Kabupaten Trenggalek.
“Karena bacaan Al-Qur’an standar MHQ itu berbeda-beda dengan bacaan Al Quran di desa-desa. Maka dari itu, saya merasa para hafidz dan hafidzah perlu memahami standarisasi bacaan dan hafalan Al-Quran sejak dini,” ujarnya.
Prestasi yang diraih Dewi mendapat apresiasi baik dari Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin. Dia merasa sangat bangga karena keberhasilan warganya itu turut melambungkan nama Trenggalek di tingkat internasional.
“Tentu saja saya juga mendukung penuh rencana dia untuk mengembangkan standarisasi bacaan Al Quran di Trenggalek. Nanti akan kami bicarakan lebih lanjut dengan Kantor Kementerian Agama, TPA, TPQ, Madin, pondok pesantren dan semua yang berpotensi,” jelasnya.
Penulis: Aby
Editor: Novira