Bacaini.ID, KEDIRI – Pernah tiba-tiba merasa gemas sama pasangan dan spontan menggigitnya? Atau tak sadar mencubit pipi seorang anak karena merasa dia lucu dan menggemaskan?.
Perasaan gemas tiba-tiba pada obyek kasih sayang dan ‘menyerang’nya dengan gigitan, remasan, cubitan, atau dalam bahasa Jawa: nguwel-nguwel, dalam psikologi disebut sebagai cute agression.
Cute agression, agresi gemas atau agresi imut terjadi karena sesuatu yang terlalu imut, lucu, menggemaskan hingga seseorang tak mampu membendung perilakunya sendiri.
Obyek kasih sayang ini bisa pasangan, anak kecil maupun binatang piaraan kesayangan. Saking gemasnya, seseorang bisa dengan tiba-tiba ‘menyerang’, tanpa maksud menyakiti.
Fenomena tersebut, telah diteliti oleh seorang psikolog sosial, Oriana Aragon dari Universitas Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat.
Baca Juga:
- Beredar 5 Alasan Soeharto Bukan Pahlawan
- Lagu Raja Ampat, Keresahan Abon Jhon Musisi Asal Blitar
- Apa itu Body Dysmorphia? Efek Medsos Merusak Mental
Agresi Gemas, Pelepas Stres
Perilaku agresif yang dilakukan seseorang pada obyek yang menggemaskan buatnya, bukan tanpa alasan. Dalam psikologi, perilaku ini terjadi karena beberapa alasan:
• Bentuk Regulasi Emosi
Ketika seseorang mengalami emosi yang kuat, termasuk emosi positif seperti rasa gemas tersebut, sistem syarat menjadi terstimulasi.
Tindakan agresi gemas, menjadi jalan keluar pelepasan fisik sementara pada energi terpendam. Menggigit, mencubit, meremas dan perilaku yang menunjukkan kegemasan lainnya membantu ‘membersihkan’ dan mengatasi perasaan.
• Masukan Sensorik
Melalui agresi gemas, tubuh mendapatkan input dari indera. Ini akan membantu menenangkan sistem syaraf. Sensasi gigitan, remas, cubit, menjadi cara alami untuk mengatur emosi melalui mulut maupun tangan.
• Bentuk Kasih Sayang dan Ikatan
Gigitan ringan oleh pasangan, merupakan bentuk koneksi fisik yang menumbuhkan kasih sayang dan gairah.
Melalui agresi gemas, otak melepaskan endorfin yang berkontribusi pada perasaan bahagia dan dekat. Ini juga berfungsi sebagai ekspresi kasih sayang non-verbal yang unik.
Ketahui Batasan Agar Tak Merugikan
Sekalipun tindakan agresi gemas ini mampu meredam stres dan merupakan fenomena psikologi yang nyata, diperlukan juga batasan perilaku agar ‘kegemasan’ tersebut tidak merugikan.
Wujud kasih sayang yang berlebihan, dalam hal apapun bisa mendatangkan masalah. Berikut beberapa hal yang penting untuk diingat:
• Persetujuan itu Penting
Menggigit sebagai bentuk pelepasan stres atau kasih sayang, harus tetap atas persetujuan bersama. Komunikasi yang jelas dapat menghindari kesalahpahaman.
Pun ketika melibatkan pihak lain seperti ingin mencubit anak kecil, selalu lakukan dengan izin. Bukan tiba-tiba menyentuh tanpa konsensus.
• Keselamatan adalah Utama
Segemas-gemasnya, lakukan pelepasan perasaan tersebut tanpa menyakiti. Hindari gigitan, cubitan atau remasan yang menyakitkan, apalagi mengakibatkan cidera. Lakukan dengan lembut dan menyenangkan.
• Metode Alternatif
Menyentuh obyek kasih sayang dengan gemas bukan satu-satunya cara untuk mengelola stres. Jika sedang mengalami agresi gemas, alihkan perhatian pada hal lain.
Selama masih bisa terkendali dan tak menyakiti, agresi gemas tidak perlu dikhawatirkan.
Namun jika merasa tidak bisa mengendalikan diri dan cenderung menyakiti orang lain atau menimbulkan cidera, tanda untuk segera mendapatkan bantuan profesional.
Segera kunjungi psikolog untuk mendapatkan bantuan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





