• Login
  • Register
Bacaini.id
Sunday, July 6, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Lipstik Merah Jadi Penanda Perempuan Sundal di Abad Kuno

ditulis oleh Editor
02/03/2025
Durasi baca: 3 menit
539 6
0
Lipstik Merah Jadi Penanda Perempuan Sundal di Abad Kuno

Lipstik Merah Jadi Penanda Perempuan Sundal di Abad Kuno (foto ilustrasi/wikipedia)

Bacaini.ID, KEDIRI – Pemerah bibir sudah dikenal sejak 5000 tahun silam yang awalnya dibuat dari batu permata yang diremuk dan dioleskan pada bibir dan bagian wajah lain.

Pewarna bibir atau lipstik atau gincu diketahui bukan hanya pemanis penampilan, tapi juga merupakan tradisi kuno turun temurun, dengan berbagai tujuan.

Lipstik Era Kuno

Masyarakat Mesopotamia umumnya gemar bersolek. Orang-orang Sumeria kuno itu suka memakai leburan batu permata untuk pewarna bibir.

Pada era Mesir kuno, Cleopatra VII, menghancurkan serangga untuk menciptakan warna merah pada bibir.

Kitab Kamasutra juga menyebut pewarnaan bibir dari lak merah dan lilin lebah serta metode penggunaannya.

Orang Mesir kuno memakai lipstik untuk menunjukkan status sosial, bukan gender.

Mereka mengekstraksi pewarna merah dari alga, yodium, dan beberapa brom mannit, bahan pemutih kimia. Namun sialnya malah mendatangkan penyakit serius.

Lipstik dengan efek berkilau awalnya dibuat dengan menggunakan bahan mutiara yang terdapat pada sisik ikan.

Di China, pewarna bibir dibuat dari lilin lebah lebih dari 1000 tahun lalu. Di era Dinasti Tang (618-907 SM), penambahan minyak aroma diterapkan pada pewarna bibir.

Pada jaman Yunani Kuno, wanita penghibur diwajibkan memakai pigmen bibir merah untuk membedakan dengan wanita terhormat dari kelas atas.

Lipstik pada jaman Yunani kuno terbuat dari kombinasi pewarna merah, keringat domba, dan kotoran buaya.

Cikal bakal lipstik modern

Lipstik modern awal, adalah pewarna bibir padat yang dicetak, pada sekitar 5-12 Masehi.

Ditemukan oleh ahli bedah sekaligus ahli kosmetik, Abu Al-Qasim Al-Zahrawi pada era kejayaan Islam.

Lipstik dikemas dalam bentuk padat seperti tongkat parfum dengan cetakan khusus.

Dikutip dari Axiology Beauty pada abad ke-16, Inggris melalui Ratu Elizabeth menghidupkan kembali popularitas lipstik merah, setelah sempat dianggap tabu karena pengaruh Yunani.

Perempuan pemakai lipstik dianggap bukan perempuan baik-baik. Stigma pewarna bibir di Eropa cenderung lebih negatif.

Pada tahun 1700-an, pemakaian lipstik kembali menjadi masalah sosial di Inggris.

Lipstik merah dilarang karena perempuan menggunakan kosmetik dianggap sebagai alat untuk merayu laki-laki agar dinikahi

Lipstik dituduh sebagai media sihir yang digunakan perempuan untuk memikat laki-laki.

Undang-undang serupa berlaku di Amerika Serikat, di mana sebuah pernikahan dapat dibatalkan jika diketahui si wanita memakai lipstik merah selama masa pacaran.

Hingga akhir tahun 1800-an, sebagian besar lipstik dibuat sendiri, dibuat dengan pewarna merah tua yang diekstraksi dari serangga yang disebut cochineal.

Lipstik pertama yang diproduksi secara komersial ditemukan pada tahun 1884 oleh pembuat parfum Perancis.

Lipstik diformulasikan dari kombinasi lemak rusa, minyak jarak, dan lilin lebah. 

Penulis: Bromo Liem

Editor: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: ginculipstiklipstik merahmerahperempuan sundalpewarna bibir
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Viral Cikgu Malaysia Ngomel Muridnya Terkontaminasi Bahasa Indonesia

Viral Cikgu Malaysia Ngomel Muridnya Terkontaminasi Bahasa Indonesia

Sengketa 13 Pulau di Trenggalek dan Tulungagung Memanas Lagi

Sengketa 16 Pulau: Nelayan Trenggalek Siapkan Perlawanan Kultural

Ini Janji Keadilan Bupati Kediri Untuk Santri Tewas Dianiaya di Pesantren

3 Kades di Kediri Tersangka Korupsi, Bupati: Tak Ada Toleransi

  • Viral Orang Pelayaran Aniaya Driver Ojol Picu Aksi Solidaritas

    Viral Orang Pelayaran Aniaya Driver Ojol Picu Aksi Solidaritas

    701 shares
    Share 280 Tweet 175
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15389 shares
    Share 6156 Tweet 3847
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16588 shares
    Share 6635 Tweet 4147
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10860 shares
    Share 4344 Tweet 2715
  • Viral Cikgu Malaysia Ngomel Muridnya Terkontaminasi Bahasa Indonesia

    571 shares
    Share 228 Tweet 143

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist