Bacaini.ID, BLITAR – Raja Ampat menjadi salah satu lagu andalan dari mini album Tahu Brontak yang dirilis pada 30 September 2025.
Melalui lirik dengan bahasa gado-gado (Indonesia dan Jawa), musisi Abon Jhon ngudo roso, mengungkapkan keresahan akan kerusakan Raja Ampat, Papua.
Alam yang telah diperkosa, dirusak oleh praktik eksploitasi pertambangan nikel menjadi inti pesan lagunya. Eksploitasi yang tidak terkendali.
Raja Ampat berkat dari Tuhan untuk dunia
Raja Ampat berkat dari Tuhan untuk dunia
Pulau kecil jadi arena eskavator berdansa hancur bakal habis rusak tak tersisa.
Karepmu piye su, piye karepmu, kau hancurkan tanpa ba bi bu…
Abon Jhon merupakan musisi asal Blitar Jawa Timur. Penampilannya komikal. Rambut gondrong, brewokan, kacamata bingkai besar, menyanyi dengan ekspresi datar.
Ia menyebut lagu Raja Ampat adalah suara seorang bapak yang meresahkan masa depan keluarga, sekaligus panggilan untuk bangsa agar menjaga kekayaan alam.
“Lagu ini lahir dari hati yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat adat di Raja Ampat. Kami berharap lagu ini menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dan mengambil tindakan untuk melindungi keindahan alam Indonesia,” katanya.
Baca Juga:
- Beredar 5 Alasan Soeharto Bukan Pahlawan
- Dosa Soeharto Pada NU yang Membuat Gus Mus Tolak Gelar Pahlawan Nasional
- OTT KPK Terhadap Bupati Ponorogo Terkait Mutasi Jabatan?
Dari Keroncong ke Dangdut Progresif, Lika-Liku Abon Jhon
Nama aslinya Erik Jarwo Puspito. Kuliah di Yogyakarta dan kemudian memutuskan pulang kampung ke Blitar, menjadi musisi dengan nama panggung Abon Jhon.
Di awal kiprahnya dikenal sebagai penyanyi keroncong. Kemudian dalam perjalanannya beralih ke genre dangdut progressif hingga sekarang.
Abon Jhon memanfaatkan peluang yang ditawarkan dunia digital. Lagu-lagu ciptaanya muncul di kanal digital. Semua ia nyanyikan sendiri.
Jejak digital mencatat belasan lagu bertema sosial dan lingkungan yang diciptakan Abon Jhon sejak sebelum tahun 2023.
Yang terbaru adalah mini album Tahu Brontak, terdiri dari lima single, yakni Raja Ampat, 4 Sehat 5 Mafia, Lucunya Negeriku, DNPA, dan Free Palestine.
Lagu-lagu tersebut terangkum dalam rilis resmi di platform digital dan kanal YouTube @abonjhonofficial.
Cover dan tema album menggabungkan elemen kritik sosial dan kesadaran lingkungan. Menegaskan bukan sekedar hiburan, tapi juga ingin melakukan movement melalui musik.
Potensi Masuk Jalur Nasional
Meski berasal dari Blitar yang merupakan daerah kecil, langkah Abon Jhon menunjukkan potensi untuk naik ke level nasional.
Kecerdikan memilih dan memilah tema kritik dari isu nasional yang berkembang, hingga isu transnasional, menjadikan album Tahu Brontak memiliki nilai selling kuat.
Raja Ampat salah satunya yang memiliki storytelling yang kuat. Mengangkat isu lingkungan dan tubuh sosial.
Selain itu, koneksi ke platform digital dan penyebaran kanal YouTube yang memungkinkan jangkauan lebih luas.
Evolusi genre yang fleksibel, dari keroncong ke dangdut progresif, memudahkan penetrasi ke pasar musik yang lebih besar.
Tantangan dan Kalender Rilis
Abon Jhon menyebut album yang dirilis adalah refleksi perjalanan hidupnya: sebagai bapak, pencipta lagu, dan manusia yang peduli terhadap lingkungan.
Sebelumnya, album perdananya “Guskumengor” pernah dirilis pada Mei 2022.
Bagi, penikmat music yang ingin menyimak karya terbaru Abon Jhon bisa mencarinya di platform digital. Album “Tahu Brontak” ini tersedia di kanal youtube @abonjhonofficial dan seluruh outlet musik digital.
Mini album “Tahu Brontak” dapat menjadi titik awal mengenal transformasi musik dan pesan yang dibawa penyanyi asal Blitar ini.
Dengan kekuatan tema yang relevan dan suara yang khas, Abon Jhon bisa menjadi salah satu nama yang patut diperhitungkan di kancah musik nasional.
Penulis: Solichan Arif





