KEDIRI – Pertandingan uji coba Persik Kediri kontra PSG Gresik di Stadion Brawijaya Kediri sore tadi berakhir dengan skor tipis 3-2 (2-0) untuk kemenangan tim tuan rumah. Meski berlangsung tanpa penonton, duel kedua kesebelasan berlangsung sengit.
Permainan menyerang diterapkan sejak awal oleh skuad Macan Putih, hingga Persik unggul 2-0 sampai turun minum. Gol pertama dicetak melalui tendangan keras Bayu Otto di menit ke-9. Disusul gol kedua Antoni Putro yang sukses mengeksekusi hadiah pinalti 20 menit kemudian.
Unggul 2 gol tidak membuat tim tuan rumah mengendorkan serangan. Pemain PSG Gresik pun mengimbangi dengan bermain lebih agresif.
Gol pertama tim tamu terjadi di menit ke-30. Memanfaatkan kelonggaran pertahanan Persik, striker PSG Agung Supriyanto membobol gawang Persik yang dikawal Dian Agus. Tidak perlu waktu lama bagi Agung untuk menyamakan kedudukan setelah kembali menjebol gawang Persik di menit ke-39.
Skor 2-2 memicu permainan Persik lebih agresif. Serangan demi serangan dilancarkan untuk menggempur pertahanan tim lawan. Hingga pada menit-menit terakhir, terjadi kemelut di depan gawang PSG. Kesempatan itu disambut dengan baik oleh Bagas dengan mencetak gol ketiga bagi Persik. Skor 3-2 bertahan hingga pertandingan usai untuk kemenangan Persik Kediri.
Pelatih Persik Budi Sudarsono mengapresiasi perkembangan anak asuhnya. Pola permainan agresif dilakukan untuk lebih banyak membuka peluang gol. “Progres sudah meningkat, termasuk kondisi fisik pemain. Di pertandingan ini kita maunya press di depan supaya lebih berpeluang mencetak gol,” katanya ditemui usai pertandingan.
Pelatih asli Kediri ini menambahkan, strategi ini memang baru diterapkan pada pemain, sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki. Permainan menyerang yang diterapkan mengandalkan kecepatan pemain sayap. Duet Faris dan Antoni Putro diharapkan dapat menghasilkan umpan-umpan silang cantik untuk pemain depan mencetak angka.
Menurut Budi, ketika strategi ini diterapkan dengan cepat dan bagus, peluang mencetak gol akan lebih banyak didapat. “Tinggal meningkatkan komunikasi antar pemain,” tambahnya.
Sedangkan terjadinya gol balasan di babak ke-2, mantan pemain tim nasional Indonesia itu menyebutkan bahwa kurang kompaknya empat pemain bertahan di timnya dalam menghalau serangan menjadi pemicunya.
Selain itu kebocoran di lini belakang memang menjadi salah satu resiko dari strategi yang diterapkan. “Kebocoran pasti ada, kita hanya perlu mengantisipasi untuk meminimalisir hal itu,” kata Budi Sudarsono.
Uji coba yang diagendakan ini bertujuan untuk menjajal dan mengetahui skill serta kondisi pemain. Pada uji coba selanjutnya, Budi Sudarsono akan melakukan rotasi pemain. “Tetap akan terus dicoba, terus dilatih, supaya semuanya terbiasa,” imbuh Budi Sudarsono. (Novira)