Bacaini.ID, KEDIRI – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar sekaligus sebagai upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun berupa pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani anak. Dalam menjalankan program pembelajaran di jenjang PAUD, selain guru-guru yang berkompetensi secara keilmuan, juga diperlukan tenaga pendidik yang inspiratif. Untuk itu, Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Kota Kediri bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Kediri menggelar Workshop Inspirative Teachers dengan tema “The 21st Century Teaching and Learning Models”, Rabu (21/8). Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan Kota Kediri dan dihadiri sebanyak 70 Kepala Sekolah KB dan 70 Kepala Sekolah TK se-Kota Kediri. Adapun narasumber yang menyampaikan materi yakni Nafik Palil, Pelatih Internasional di Bidang Pendidikan.
Novita Bagus Alit, Ketua GOPTKI Kota Kediri mengatakan tujuan diselenggarakannya program tersebut ialah untuk memberikan bekal kepada guru PAUD agar menjadi guru-guru yang dapat memberikan pengaruh positif kepada siswa. Tak hanya sekadar memahami potensi anak, guru PAUD, ucap Novita juga harus kreatif dalam mengajar dan memotivasi anak didiknya. Menurutnya, PAUD sangat penting karena fase ini merupakan periode krusial dalam perkembangan anak sehingga memerlukan peran guru yang besar dalam mengembangkan karakter anak. Tentu saja hal tersebut bukan tanggungjawab tenaga pendidik saja, melainkan perlu adanya kerjasama dengan orang tua untuk memahami kebutuhan dan perkembangan anak di rumah, serta melibatkan orang tua dalam proses pendidikan. “Dengan kegiatan ini besar harapan kami semua agar pendidik guru PAUD dapat menyerap ilmu yang disampaikan narasumber dengan baik,” ujarnya.
Di momen bersamaan, Moh Anang Kurniawan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri menekankan inti dari workshop ini ialah para peserta dapat menjadi guru yang inspiratif untuk anak-anak. “Maha dari itu kita ambil satu perwakilan dari masing-masing lembaga harapannya ada pengimbasan yaitu menularkan ilmu yang di dapat ke rekan guru yang ada di sekolah dan dampaknya nanti pada perkembangan anak,” jelasnya. Selanjutnya, Anang juga mengemukakan bahwa untuk menjadi guru inspiratif, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan: anak senang berada sekolah, anak merindukan gurunya, serta anak senang bertemu teman-temannya. “Berkaitan dengan inspirative teachers, kalau ada anak yang berangkat ingin ketemu guru berarti guru itu sudah inspirative, karena tidak semua anak berangkat sekolah dengan mood yang baik,” terangnya.
Salah satu hal yang menjadi tugas guru PAUD di sekolah, sambungnya, yakni guru dituntut mampu untuk menetralisir mood anak agar siap menerima pembelajaran. Apabila suasana hati anak dalam kondisi baik, maka diharapkan dapat menerima materi dengan baik. Dengan digelarnya kegiatan tersebut, Anang berharap agar para guru semakin memahami perannya dalam mendampingi anak-anak PAUD serta usai workshop ini berakhir, para peserta dapat menularkan ilmu yang telah didapat kepada rekan kerja di masing-masing satuan pendidikan. “Semoga tidak berhenti di mereka saja, masih ada guru lain yang belum bisa hadir di acara ini sehingga kita berharap entah itu di sekolah atau di gugus mereka bisa mengimbaskan pengetahuan ini ke guru guru lain,” pungkasnya. (ADV)