Bacaini.id, BANGKALAN – Kinerja Kepolisian Resor Bangkalan sedang disorot. Institusi itu dinilai tak serius mengungkap aksi kekerasan yang menimpa tujuh aktivis di Bangkalan.
Kecaman terhadap kinerja Polres Bangkalan itu disampaikan Poros Pemuda Bangkalan. Aliansi aktivis Bangkalan ini menuntut pengungkapan kasus-kasus kekerasan yang menimpa para aktivis. “Kerja kepolisian apa? Tidurkah atau memang menganggap kasus ini sudah tidak ada,” kecam Ahmad Romli, aktivis Poros Pemuda Bangkalan kepada Bacaini.id, Selasa 8 Maret 2022.
Menurut Romli, para aktivis ini mengalami kekerasan yang serius hingga mengancam keselamatan. Ada yang dibacok ataupun ditembak oleh orang tak dikenal. Sementara sampai saat ini polisi belum berhasil mengungkap satupun dari tujuh kasus yang terjadi.
“Kami menilai Polres Bangkalan dibawah kepemimpinan AKBP Alith Alarino gagal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kami patut memberikan mosi tidak percaya terhadap kepolisian Resor Bangkalan,” tegas Romli.
Berikut daftar kasus kekerasan terhadap aktivis Bangkalan:
* Teror perusakan mobil dan rumah terhadap Aliman Haris tahun 2010
* Pembacokan terhadap Fahrillah tahun 2011
* Pembacokan terhadap Muzakki tahun 2013
* Pembacokan terhadap Mahmudi Ibnu Khotib tahun 2013
* Pembacokan terhadap Musleh tahun 2014
* Penembakan terhadap Mathur Husyairi tahun 2015
* Pembacokan terhadap Mujiburrohman tahun 2018
Kapolres Bangkalan AKBP Alith Alarino menampik tudingan tak melakukan penyidikan. Polres Bangkalan sampai detik ini masih tetap mengusut kasus tersebut.
Menurutnya berkas kasus teror dan penganiayaan aktivis tersebut masih ada di meja penyidik. Dia menjamin kasus itu belum masuk dalam masa kadaluarsa. “Ini belum kadaluarsa, masih lama. Aturannya ada 12 tahun, (berkas) masih ada,” ucapnya.
Penulis: Rusdi
Editor: HTW
Tonton video: