Bacaini.id, KEDIRI – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyebabkan lesunya penjualan hewan ternak. Terlebih mendekati momentum Idul Adha, para penjual hewan kurban harus memutar otak untuk bisa mendongkrak hasil penjualan.
Seperti yang dilakukan Doni, seorang penjual kambing kurban di Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Dia melakukan terobosan baru dengan memberikan garansi kepada pembeli atau pemesan kambing kurban yang dijualnya.
“Garansi itu sebagai jaminan, kambing kurban yang dipesan akan dikirim dalam kondisi sehat. Selain itu, kalau kambing yang sudah dipesan dan ternyata sakit waktu hari H pengiriman, pembeli boleh menukarnya,” kata Doni kepada Bacaini.id, Kamis, 7 Juli 2022.
Menurut Doni, wabah PMK saat ini sangat berdampak pada hasil penjualan hewan kurban. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, penurunan penjualan hewan kurban tahun ini mencapai angka 60 persen.
Doni menyebutkan, penurunan penjualan terjadi karena pembeli tidak mau ambil resiko dan bahkan memutuskan menunda berkurban pada Idul Adha tahun ini. Faktor lainnya adalah karena adanya wabah PMK ini, penjual hewan kurban tidak bisa melakukan pengiriman ke luar kota.
“Setelah ada penawaran garansi, hasilnya lumayan. Sekitar 10 hari sebelum hari H, dari stok 120 ekor, sudah 60 ekor kambing sudah laku. Tapi transaksinya memang menurun, tahun lalu 10 hari sebelum Idul Adha sudah ada 100 ekor yang laku,” bebernya.
Lebih lanjut, Doni juga mengungkapkan jika satu pekan ini, harga kambing kurban mulai naik sekitar Rp300 hingga Rp700 ribu per ekor.
“Sepekan ini naik antara Rp2,5 juta sampai Rp6 juta, tergantung bobot kambingnya,” imbuhnya.
Penulis: Novira