Bacaini.ID, KEDIRI – KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah mengeritik warga nahdliyin yang menurutnya mulai lupa dengan apa yang menjadi faktor barokah.
Gus Dur melontarkan kritiknya saat berpidato di acara pembukaan Muktamar NU ke-30 di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur 21 Desember 1999.
“Ini orang NU sudah mulai lupa faktor barokah ini,” kata Gus Dur di depan para muktamirin.
Muktamar NU ke-30 di Ponpes Lirboyo Kediri diketahui jadi perhelatan paling akbar di sepanjang sejarah perjalanan jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Gus Dur yang baru saja terpilih sebagai Presiden RI ke-4 membuka langsung Muktamar NU ke-30.
Hadir Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Amien Rais, Wakil Ketua MPR Mathori Abdul Jalil, Ketua DPR Akbar Tanjung dan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar.
Muktamar NU ke-30 juga menarik perhatian sejumlah pengamat asing, di antaranya dari Jepang, Amerika Serikat dan Perancis.
“Saya paling sedih waktu jadi mubaligh dulu. Itu kalau dijemput orang di lapangan terbang atau di stasiun,” lanjut Gus Dur.
“Mesti jawabnya mesti ketua panitianya, kadang-kadang Ketua Cabangnya mengatakan kepada saya. Alhamdulillah pak, hubungan kita dengan Pak Bupati bagus sekali”.
“Mulai kapan NU ingat bupati dan lupa kepada Allah Subhanahu wa taala,” kata Gus Dur disambut riuh tawa muktamirin.
Kendati demikian, sebagai ketua NU kata Gus Dur dirinya memilih diam dan tertawa, meski dalam hati menangis menyaksikan itu.
“Lupakan itu semua, silahkan membangun kembali bangsa ini dari bawah, dengan keluguan, kelugasan, dan kesederhanaan nahdlatul ulama. Hanyalah dengan cara demikian kita bisa menyelamatkan bangsa kita yang terancam dalam segenap segi kehidupannya sekarang ini,” pesan Gus Dur.
Muktamar NU ke-30 di Ponpes Lirboyo Kediri diketahui menghasilkan keputusan KH Hasyim Muzadi sebagai Ketua Umum PBNU dan KH Sahal Mahfudz sebagai Rois Am.
Penulis: Solichan Arif