Bacaini.ID, KEDIRI – Dalam budaya tradisional di berbagai belahan dunia, dikenal sosok mitologi ‘Ratu Laut’ yang dianggap sebagai penguasa lautan.
Di Yunani, Amphitrite adalah ratu atau dewi laut dan juga dikenal sebagai istri Poseidon, dewa laut dalam mitologi Yunani.
Negara-negara Asia Tenggara juga memiliki sosok mitologi yang diyakini sebagai Ratu atau Dewi laut. Berikut ratu laut di ASEAN:
Kadita, Indonesia
Lebih dikenal sebagai Nyi Roro Kidul, Ratu Laut Selatan. Dalam berbagai cerita rakyat, Nyi Roro Kidul digambarkan sebagai putri cantik dari Kerajaan Sunda yang diusir karena fitnah dan kemudian menjadi penguasa laut selatan.
Nyi Roro Kidul adalah nama yang lebih populer, sementara Kadita merupakan nama aslinya.
Lidagat, Filipina
Dalam mitologi Filipina, Lidagat adalah dewi laut, anak perempuan dari Magwayen, penguasa lautan.
Ia digambarkan sebagai wanita cantik dengan tubuh yang terbuat dari air, rambut ombak, dan ditemani ikan serta mahluk laut lainnya, atau terkadang disamakan dengan putri duyung.
Ulek Mayang, Malaysia
Sebenarnya Ulek Mayang adalah tarian ritus pemanggil putri laut. Malaysia mengenal putri-putri penguasa laut yang terdiri dari tujuh orang.
Namun Putri Lindungan Bulan, salah satu dari tujuh putri laut, adalah yang paling disegani.
Ia digambarkan sebagai putri cantik dari alam gaib yang menjaga laut dan memiliki kekuatan untuk mengendalikan cuaca serta makhluk laut.
Thien Hau, Vietnam
Thien Hau dalam mitologi Vietnam adalah nama lain dari Dewi Laut Mazu yang berasal dari kepercayaan Tionghoa.
Ia diyakini sebagai pelindung para pelaut dan nelayan, serta dikaitkan dengan kemampuan meramal cuaca dan menyelamatkan orang dari bahaya laut.
Kuil-kuil yang didedikasikan untuk Thien Hau, seperti Pagoda Thien Hau di Kota Ho Chi Minh, menjadi tempat penting bagi komunitas Tionghoa di Vietnam untuk memohon perlindungan dan keberuntungan
Manimekhala, Thailand, Kamboja, Myanmar
Thailand, Kamboja dan Myanmar memiliki dewi laut yang sama, Manimekhala.
Manimekhala merupakan dewi dalam mitologi Hindu-Buddha. Ia dianggap sebagai pelindung lautan, khususnya Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan sebagai bagian dari mitologi Asia Tenggara.
Manimekhala disebut Mani Maykhala di Myanmar, Neang Mekhala di Kamboja dan Mani Mekkhala di Thailand.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif