Bacaini.ID, AMERIKA – Induk perusahaan Voice of America (VOA) memberhentikan secara resmi 639 staf pada Jumat (20/6) kemarin.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal untuk mengurangi 85% jumlah staf VOA itu berjalan sejak bulan Maret.
Keputusan yang diambil efektif mengakhiri jaringan penyiaran yang awal berdirinya untuk melawan propaganda NAZI.
Dikutip dari Reuters, Kari Lake penasihat senior U.S. Agency for Global Media (USAGM), Badan Media Global AS mengatakan pengurangan staf telah menghilangkan 1.400 posisi.
Hal itu sebagai bagian agenda Presiden AS Donald Trump memangkas staf di lembaga ini hingga batas minimum yang ditetapkan undang-undang.
Langkah yang diambil USGM merupakan upaya untuk membongkar birokrasi yang membengkak dan tidak bertanggung jawab.
Kini mereka beroperasi dengan mendekati jumlah minimum sesuai undang-undang yaitu 81 karyawan.
Kari Lake mengatakan 250 karyawan akan tetap bekerja di USAGM, Voice of America, dan Office of Cuba Broadcasting.
Keputusan PHK massal oleh USAGM memungkinkan menandai berakhirnya VOA, yang didirikan pada tahun 1942.
VOA beroperasi dalam hampir 50 bahasa dan menjangkau 360 juta orang seminggu.
Beberapa anggota Partai Republik menuduh VOA dan media lain, bias terhadap kaum konservatif.
Karenanya mereka berseru agar ditutup sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk merampingkan pemerintah.
Stasiun USAGM lain, Radio Free Asia, yang telah mengurangi jumlah stafnya, mengatakan dalam email staf pada hari Jumat (20/6).
Mereka akan menerapkan cuti tambahan di tim HR, tim legal, keamanan jurnalis, tim penelitian, pelatihan dan evaluasi.
Berbagai kasus pengadilan sedang berlangsung terhadap PHK oleh USAGM.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif