Bacaini.ID, JAKARTA – Pernyataan menarik dari presiden terpilih Prabowo Subianto dalam Penutupan Kongres Ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN) pada Sabtu (24/8/2024) di Hotel Kempinski, Menteng, Jakarta Pusat tentang intelijen. Dalam pidato sambutannya, Prabowo menyampaikan bahwa pada masa transisi ini ada upaya pihak-pihak yang ingin mengadu domba antara dirinya dengan Presiden Jokowi. Prabowo bahkan menyebutkan bahwa, “Tugas intel itu untuk rakyat dan bangsa, bukan “menginteli” lawan politik,” cap Prabowo.
Disebutkan dalam UU Intelijen Nomor 17 Tahun 2011 bahwa fungsi intelijen di dalam dan luar negeri. Fungsi ini mencakup berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan informasi intelijen demi keamanan nasional. Sehingga menarik untuk diulas, karena musuh intelijen adalah siapapun yang membahayakan keamanan nasional dan negara. Artinya pernyataan Prabowo bahwa intelijen bukan berpolitik praktis untuk mengintai atau memata-matai para politikus, partai politik maupun lawan politik. Karena jika intelijen mematai-matai lawan politik, artinya intelijen berpihak kepada salah satu partai politik. Karena yang menjadi pesaing dalam politik adalah partai politik, sebagai sebuah kekuatan politik.
Penelusuran Bacaini.ID, bahwa saat ini badan atau lembaga intelijen di Indonesia terdapat tiga institusi, yaitu Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) dibawah Polri, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. BIN bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Mereka juga menjadi koordinator penyelenggara intelijen negara lain seperti dari intelijen TNI, intelijen Polri, intelijen Kejaksaan Agung, hingga intelijen Kementerian/Lembaga pemerintah nonkementerian. Saat ini, posisi Kepala BIN ditempati Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, menjabat sejak 6 September 2016 hingga saat ini. Saat ini tercatat sebagai Kepala BIN yang menjabat terlama dalam sejarah Indonesia. Budi Gunawan pernah dinobatkan sebagai salah satu jenderal termuda dan berprestasi dalam sejarah Polri. Perjalanan karir Budi Gunawan salah satunya menjadi ajudan Wakil Presiden Megawati sejak tahun 1999 hingga 2004, saat kemudian Megawati menjadi Presiden RI ke-5. Anak Budi Gunawan adalah Mochamad Herviano Widyatama, menjadi anggota DPR-RI dari PDIP dari Dapil Jawa Tengah I sejak 2019 dan saat ini terpilih kembali pada periode 2024-2029.
Badan Intelijen Strategis atau BAIS TNI merupakan sebuah lembaga yang menangani intelijen kemiliteran. Adapun komandonya berada di bawah Mabes TNI. Pada operasinya, BAIS bertugas melakukan suplai analisis intelijen yang aktual serta perkiraan ke depan dalam jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan (Kemhan). Dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 62 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No 10 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Badan Strategis TNI disebut BAIS TNI bertugas menyelenggarakan kegiatan dan operasi intelijen strategis serta pembinaan kekuatan dan kemampuan intelijen strategis dalam rangka mendukung tugas pokok TNI. Artinya BAIS menyelenggarakan fungsi intelijen militer terhadap negara lain. Saat ini yang menjadi sebagai Kepala BAIS adalah Letnan Jenderal TNI Yudi Abrimantyo, S.I.P., M.Sc, menjabat sejak 24 Maret 2024.Yudi lulusan Akmil 1989 dari kecabangan Infanteri (Kopassus) dan pernah menjadi Ses Ditjen Strahan Kemenhan anak buah Menhan Prabowo Subianto.
Mengutip Jurnal Litbang Polri, Baintelkam merupakan sebuah badan pengemban ‘Fungsi Intelijen’ keamanan Polri yang berperan dalam memberikan masukan kepada pimpinan tentang perkembangan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Pada operasinya, Baintelkam memiliki tugas pokok seperti menyelenggarakan kegiatan penyelidikan, penggalangan, dan pengamanan guna melakukan upaya pencegahan serta antisipasi terhadap segala bentuk ancaman. Menjadi salah satu badan pelaksana tugas pokok Polri di bidang intelijen, Baintelkam dipimpin seorang kepala yang biasa dikenal sebagai Kabaintelkam. Saat ini yang menjabat sebagai Kabaintelkam Polri adalah Komjen Pol Syahar Diantono, menjabat sejak 29 Juli 2024 hingga sekarang. Syahar lulusan Akpol 1991, pernah menjabat sebagai Wakabareskrim dan Kadiv Propam Polri.
Musthofa Makhdor, peneliti Ilmu Politik dari IISIP Jakarta, saat diwawancara melalui telepon oleh Bacaini.ID untuk memberikan tanggapan atas pernyataan presiden terpilih Prabowo Subianto terkait intel menyatakan bahwa, “Menarik dan ini patut menjadi konsen, dimana bahwa lembaga intelijen itu bertugas untuk rakyat, bangsa dan negara. Tidak seperti pada era-era pemerintahan sebelum reformasi, ikut berpolitik praktis karena memang saat itu terdapat Fraksi ABRI yang isinya dari TNI dan POLRI”, ujar Musthofa.
Musthofa menambahkan, jangan hanya karena haus kekuasaan dan kepentingan individu atau kelompok, kepentingan rakyat dan negara menjadi korban.
“Saat ini kan TNI dan POLRI karena sudah tidak ada lagi Dwi Fungsi ABRI dan tidak adanya Fraksi ABRI dalam DPR dan MPR, maka mereka tidak perlu “menginteli” lawan politik mereka, yaitu partai politik. Kecuali memang ingin makar dan mengganggu stabilitas keamanan dan politik nasional,” imbuhMusthofa melalui telepon.
Penulis : Danny K Wibisono
Editor : Hari Tri Wasono