Bacaini.id, KEDIRI – Aromaterapi bukan sekedar minyak esensial. Praktik pemakaian aromaterapi di seluruh dunia sudah ada selama ribuan tahun. Mulai dari ritual keagamaan hingga praktik penyembuhan holistik, nyatanya melibatkan aromaterapi.
Readers, aromaterapi sudah dikenal sejak zaman kuno, sekitar 3.500 SM. Namun pemakaian aromatik untuk wewangian, penyembuhan dan kegunaan lain saat itu, belum menyandang nama ‘aromaterapi’.
Minyak untuk kesehatan ditemukan para peneliti di beberapa bagian Mesir, India, Pakistan, Cina, dan Iran. Namun sumber aromaterapi dalam arti studi ekstrak tumbuhan aromatik berasal dari Grasse, sebuah kota di Perancis, pada tahun 1830.
Pada tahun 1800-an para ilmuwan Perancis dan pembuat parfum meneliti bagaimana minyak atsiri mempengaruhi reaksi fisiologis yang berbeda. Ilmuwan Prancis Louis Pasteur dan rekannya Charles Chamberland sangat tertarik pada efek ekstrak tumbuhan aromatik.
Baru pada tahun 1935 istilah ‘aromaterapi’ ditemukan oleh Rene-Maurice Gattefosse, seorang ahli kimia Perancis. Ia memakai istilah aromaterapi untuk menjelaskan pengobatan luka bakar dengan minyak esensial lavender.
Pemakaian aromaterapi bertujuan meningkatkan kesehatan dengan merangsang indra penciuman, sistem saraf, serta meningkatkan suasana hati.
Readers, beberapa metode umum pada masa kini dalam aplikasi aromaterapi meliputi penggunaan diffuser, di mana minyak esensial diubah menjadi uap dan disebar ke udara melalui alat diffuser.
Selain itu, minyak esensial juga bisa digunakan untuk pijatan, memberi manfaat relaksasi serta meredakan ketegangan otot. Juga bisa inhalasi langsung dengan meneteskan minyak esensial pada tisu atau kain.
Selain itu, aplikasi langsung pada kulit setelah pengenceran, aman dipakai untuk pijat atau mengatasi masalah kulit tertentu.
Menurut penelitian, aroma minyak esensial akan merangsang sistem saraf pada otak yang berperan dalam pengaturan emosi, sehingga dapat memperbaiki suasana hati.
Tidak hanya itu, aromaterapi juga mampu memperbaiki detak jantung dan tekanan darah, serta melegakan pernapasan.
Pilihlah minyak aromaterapi sesuai keluhan yang dirasakan. Hal itu dikarenakan setiap minyak esensial memiliki aroma unik yang bisa memengaruhi fisik dan emosi. Berikut jenis minyak aromaterapi yang sesuai dengan masalah tertentu:

Bangkitkan Gairah Seks
Untuk membangkitkan gairah seksual dibutuhkan minyak esensial yang bersifat afrodisiak (membangkitkan gairah). Hal itu terjadi lantaran beberapa bau yang kuat diduga dapat memicu ereksi.
Wanita dengan indra penciuman kuat cenderung mengalami lebih banyak orgasme saat berhubungan seks. Coba gunakan aromaterapi ini sebelum dan selama berhubungan seks dengan pasangan: aroma kayu manis/cinnamon, mawar, vanila, kenanga/ylang-ylang, musk, melati.

Mengurangi Nyeri Persalinan
Readers, persalinan merupakan rangkaian proses fisiologis dan psikologis yang dapat mengakibatkan nyeri persalinan, kecemasan dan kelelahan. Salah satu metode pengurangan nyeri persalinan adalah aromaterapi.
Hasil studi mengungkapkan bahwa aroma tertentu terbukti efektif mengurangi nyeri pada persalinan. Metode yang digunakan dalam aromaterapi ini adalah inhalasi, mandi, pijat dan rendam kaki.
Aromaterapi yang digunakan adalah: lavender, mawar, melati, Citrus aurantium (jeruk pahit) , boswellia carterii (pohon kemenyan).

Mengatasi Stres dan Kecemasan
Readers, stres dan kecemasan (anxiety) sudah jadi masalah umum di dunia modern ini. Beban kerja dan tuntutan hidup yang semakin berat seringkali menjadi penyebab utamanya.
Jika stres dan kecemasan yang dirasakan, maka yang diperlukan adalah aromaterapi yang bisa memberi relaksasi pada tubuh dan pikiran.
Aroma ini bisa didapatkan dari minyak esensial: lavender, Chamomile (kamomil), kenanga/ylang-ylang, bergamot (Citrus bergamia), boswellia carterii (pohon kemenyan), mawar, akar wangi, cendana, melati, akar valerian.
Aromaterapi memang bisa membantu masalah kesehatan. Namun yang harus diperhatikan adalah penggunaanya dengan cara yang tepat. Apabila Readers memiliki kulit sensitif, ada baiknya berhati-hati, terutama yang langsung dioleskan pada kulit.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif