Bacaini.id, KEDIRI – Menjelang bulan suci Ramadan, Pemerintah Kota Kediri menggelar sidak bahan makanan untuk memastikan aman konsumsi. Sidak dilakukan tim gabungan dari Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Loka POM, dan Labkesda.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Fauzan Adima mengatakan sidak bahan makanan fokus di dua lokasi yakni Pasar Pahing dan Pasar Mrican. Sidak dilakukan untuk memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat terkait bahan pangan layak konsumsi, terlebih menjelang bulan Ramadan.
“Sebelum Ramadan kita awali dengan sidak bahan baku di pasar karena kita ingin mengetahui apakah bahan-bahan tersebut memenuhi syarat untuk diolah dan laik konsumsi. Apalagi bahan makanan tersebut biasa digunakan pelaku usaha untuk membuat makanan takjil,” kata Fauzan, Jumat, 17 Maret 2023.
Dalam sidak, tim gabungan menyisir sejumlah pedagang dan mengambil 21 bahan makanan yang digunakan sebagai uji sampel. Diantaranya krupuk mentah, mie basah, teri nasi, cumi kering, cincau, cendol, tahu, dll. Dari hasil sidak ditemukan beberapa sampel bahan makanan mengandung bahan berbahaya seperti pewarna sintetis rhodamin B, formalin dan boraks.
Disebutkannya ada beberapa komoditas yang positif mengandung bahan berbahaya yang dilarang untuk makanan. Untuk krupuk yang berwarna merah cerah, ditemukan satu sampel yang positif mengandung pewarna sintetik rhodamin B.
Selanjutnya sampel ikan asin, cumi kering, teri nasi yang positif mengandung formalin. Selain itu, tim sidak juga menemukan cincau, krupuk puli dan mie basah yang positif mengandung boraks.
“Temuan tersebut, akan ditindaklanjuti dengan koordinasi lintas sektor serta memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi,” jelas Fauzan.
Di lokasi sidak, Perwakilan Loka POM Kediri, Rusdia Fatatik mengimbau kepada masyarakat untuk lebih teliti dan cermat dalam memilih bahan makanan yang akan diolah untuk dikonsumsi. Rusdia menjabarkan ciri-ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya diantaranya berwarna cerah dan tajam, tidak dihinggapi lalat, berwarna putih bersih dan cenderung kenyal untuk bahan yang mengandung boraks.
“Kita akan mengimbau pedagang supaya tidak memperjual belikan barang atau bahan baku yang berbahaya dan memberi pengarahan untuk berhati-hati untuk memilih bahan baku yang diperjualbelikan. Masyarakat juga harus pandai menjadi konsumen yang cerdas, jika melihat ciri-ciri yang disebutkan tadi mohon untuk tidak dipilih,” jelas Rusdia.
Sementara itu, M. Ridwan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menambahkan, dalam sidak tersebut pihaknya memeriksa Panganan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dan menguji empat sayuran yakni bawang merah, bawang putih, daun bawang dan cabai rawit.
Hasil uji sampel menunjukkan, bawang putih dan daun bawang mengandung residu pestisida. Untuk itu, Ridwan mengimbau petani binaan dan masyarakat agar lebih mengoptimalkan pekarangan rumah dan menanam sayur mayur sendiri sehingga bisa mengendalikan tanaman dengan tidak menggunakan pestisida ataupun pupuk yang berlebihan.
“Kita juga mengimbau petani binaan kita untuk mengoptimalkan pekarangan dengan menanam sayuran yang bisa digunakan sehari-hari untuk memasak makanan,” kata Ridwan menambahkan.**