Bacaini.id, KEDIRI – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengambil kebijakan penutupan sementara pasar hewan. Kebijakan ini menyusul peningkatan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Kediri.
Mas Dhito menyampaikan permintaan maaf atas kebijakan yang diambil, karena memang kebijakan ini bukan hal yang menyenangkan bagi banyak pihak. Meski demikian, langkah penutupan pasar hewan ini harus diambil untuk mengatasi penyebaran kasus PMK yang semakin meluas dan merugikan banyak warga, khususnya peternak.
“Terus terang melihat simbah-simbah menggantungkan hidupnya dengan berjualan kambing maupun sapi, berat bagi saya untuk mengambil keputusan ini,” kata Mas Dhito dalam kesempatan Jumat Ngopi, 3 Juni 2022.
Dihadapan warga, Mas Dhito membeberkan, awal mula adanya 11 kasus PMK di Kabupaten Kediri pihaknya masih membuka pasar hewan. Saat itu Pemkab Kediri hanya membatasi mobilitas ternak dengan melakukan pengecekan ketat di delapan lokasi check point agar ternak dari luar tidak masuk pasar Kabupaten Kediri.
Namun, fakta yang terjadi di lapangan terdapat pedagang yang mengakali hal itu dengan cara membawa ternak dari luar daerah dengan mengganti plat kendaraan beserta sopir kendaraan begitu masuk perbatasan Kabupaten Kediri.
Kasus PMK pun semakin cepat menyebar, sehingga pada 4 Juni 2022, berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri terdapat 871 kasus hewan ternak yang terpapar PMK.
“Kasus ini terjadi dalam kurun waktu kurang lebih dua minggu, padahal saat itu kasus PMK masih nol,” ungkapnya.
Keputusan penutupan pasar hewan itu, lanjutnya, untuk saat ini menjadi langkah terbaik yang harus dilakukan. Pihaknya telah memperhitungkan secara matang terkait pengambilan kebijakan ini bersama dengan jajaran Forkopimda dan DKPP Kabupaten Kediri. Penutupan pasar hewan dilakukan selama dua pekan dan dimulai pekan ini.
“Kurang kebih tiga kali pasaran, jadi kurang lebih dua minggu penutupan pasar hewan dilakukan. Setelah itu akan kita evaluasi, apakah ada kemungkinan untuk kembali dibuka atau belum,” terangnya.
Keputusan penutupan pasar hewan yang dilakukan Bupati Kediri ini tidak serta merta langsung bisa dipahami warga. Sebagaimana dalam acara Jumat Ngopi, Eko Widodo seorang peserta mengeluhkan kebijakan itu. Dia beralasan penutupan pasar hewan membuatnya kesulitan mencari kambing yang kebutuhannya untuk berjualan sate kambing.
“Apakah tidak ada jalan lain selain menutup pasar untuk mensejahterakan masyarakat, terutama di desa saya sebagian besar adalah komunitas peternak,” tanya Eko pada Mas Dhito.
Menanggapi pertanyaan salah seorang warganya, Mas Dhito menegaskan bahwa untuk saat ini penutupan pasar menjadi langkah terbaik untuk menghadapi wabah PMK. Dengan kebijakan ini, diharapkan kasus PMK dapat dikendalikan, terlebih menjelang Idul Adha.
“Doakan saja kasus PMK segera menurun sehingga dalam waktu dua minggu sudah mulai bisa buka pasar lagi. Karena saya memperhitungkan Idul Adha pada minggu kedua bulan Juli, jangan sampai pada akhirnya semakin banyak pihak yang merugi,” tegasnya.
Penulis: Novira