• Login
  • Register
Bacaini.id
Friday, May 9, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Terowongan Niyama, Saksi Sejarah Kekejaman Jepang di Tulungagung

ditulis oleh Editor
21/08/2022
Durasi baca: 2 menit
653 6
0
Terowongan Niyama, Saksi Sejarah Kekejaman Jepang di Tulungagung

Kondisi Terowongan Niyama yang berada di Kecamatan Besuki, Tulungagung. Foto: Bacaini/Setiawan

Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Terowongan Niyama menjadi memori kolektif kelam bagi masyarakat Tulungagung. Terowongan sepanjang 1.157 meter dengan diameter 5-7 meter itu menjadi saksi bisu kekejaman penjajah jepang dalam memperbudak masyarakat Tulungagung.

Sejarawan asal Desa Batokan, Kecamatan Ngantru, Tulungagung, Latif Kusairi menceritakan, sekitar tahun 1940-an pada masa penjajahan Jepang, bencana banjir terus melanda Tulungagung. Kala itu, salah satu upaya untuk mencegah terjadinya bencana banjir adalah membuat terowongan air raksasa yang bisa mengalirkan air banjir ke laut.

“Namun, untuk membuat terowongan raksasa, memerlukan tenaga kerja yang sangat banyak. Apalagi melihat lokasi yang akan dibangun trowongan berada di dekat Gunung Tumpak Oyot,” kata Latif memulai ceritanya kepada Bacaini.id, Sabtu, 20 Agustus 2022.

Untuk merealisasikan keinginannya, Jepang menggunakan 20.000 orang untuk menjadi tenaga romusha. Dalam pembangunan terowongan yang berada di Kecamatan Besuki, Tulungagung, banyak pekerja romusha gugur, karena mereka juga dihadapkan dengan wabah penyakit malaria.

“Kekejaman penjajahan Jepang dalam proyek pembangunan Trowongan Niyama juga diabidakan dalam monumen. Bahkan sampai saat ini, memori kekejaman Jepang masih melekat di benak masyarakat Tulungagung,” bebernya.

Latif mengungkapkan, pada akhrinya Terowongan Niyama selesai dikerjakan pada tahun 1944 oleh ribuan tenaga romusha yang bertahan di bawah jajahan Jepang. Terowongan Niyama juga menjadi saluran air yang mengubungakan Parit Raya yakni kanal air dari Sungai Brantas menuju ke Terowongan Niyama serta Parit Agung, kanal air dari Trenggalek menuju Terowongan Niyama.

“Selain menjadi solusi bencana banjir di Tulungagung, Terowongan Niyama juga menjadi benteng pertahanan Jepang dari pasukan Australia,” ungkapnya.

Pembangunan Terowongan Niyama harus dibayar mahal, karena banyak tenaga romusha yang gugur akibat kekejaman penjajah Jepang. Sayangnya, setelah kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1954, Tulungagung kembali mengalami bencana banjir karena Terowongan Niyama tidak dirawat dengan baik oleh pemerintahan pada saat itu.

“Apalagi adanya letusan Gunung Kelud pada 1952, Terowongan Niyama mengalami sedimen pasir yang membuat air semakin tinggi. Kondisi banjir terus terjadi di Tulungagung sampai tahhun 1970-an,” jelas Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta itu.

Lebih lanjut menurut Latif, pada masa orde baru, sekitar tahun 1976, pemerintah kembali memikirkan cara untuk menanggulangi bencana banjir di Tulungagung. Hingga akhirnya pemerintah membuat terowongan baru yang juga menjadi Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Tulungagung Selatan.

“Sepengetahun saya, saat ini Terowongan Niyama sudah diganti nama menjadi Terowongan Suka Makmur untuk menghilangkan nuansa Jepangnya. Namun, di sekitar terowongan terdapat monumen Suka Makmur untuk mengenang kekejaman penjajahan Jepang terhadap ribuan pekerja romusha,” pungkasnya.

Penulis: Setiawan
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: sejarah jepang di TulungagungTerowongan Niyama
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Sepak Terjang Hercules, dari TBO Hingga ke GRIB Jaya

Sepak Terjang Hercules, dari TBO Hingga ke GRIB Jaya

Petualangan Seru Setiap Hari di MNCTV Rumahnya Anak

Petualangan Seru Setiap Hari di MNCTV Rumahnya Anak

Gelar Ritual Manten Tebu, PG Ngadiredjo Targetkan Giling 10 juta Kwintal Tebu

Gelar Ritual Manten Tebu, PG Ngadiredjo Targetkan Giling 10 juta Kwintal Tebu

  • Eks Kapolres Trenggalek Terungkap Bawa Arca Durga ke Bogor

    Eks Kapolres Trenggalek Terungkap Bawa Arca Durga ke Bogor

    2787 shares
    Share 1115 Tweet 697
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15236 shares
    Share 6094 Tweet 3809
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16566 shares
    Share 6626 Tweet 4142
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10851 shares
    Share 4340 Tweet 2713
  • Warna Bulu Kucing Ternyata Menunjukkan Wataknya

    4950 shares
    Share 1980 Tweet 1238

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist