Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Seekor hiu tutul (Rhicoddon typus) atau hiu paus (whale shark) terdampar di Pantai Bayem, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Hiu itu mati dengan luka di bagian ekor setelah gagal dikembalikan ke laut oleh nelayan.
Hiu dengan panjang tubuh 4-5 meter berbobot 4-5 ton ini diperkirakan berusia 8-12 tahun. Dalam klasifikasi usia, hiu ini tergolong anak-anak.
Hiu tutul ini ditemukan warga terdampar di Pantai Bayem pada Kamis sore, 22 April 2021. Para nelayan yang mendapati hiu tergolek di bibir pantai berjuang mendorongnya ke laut. Upaya ini tak banyak membantu mengingat bobot hiu yang cukup berat. Para nelayan hanya bisa mendorong hiu tutul itu sejauh 100 meter.
Kasi Teknis Pelabuhan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, Mulyani mengatakan sekitar 12 nelayan, anggota Basarta Tulungagung, hingga anggota Angkatan Laut telah berusaha menolong hiu itu ke laut. Namun hingga Kamis malam, 22 April 2021, upaya itu tidak berhasil.
”Kondisi ikan menurut nelayan sudah 40 persen karena kesulitan berenang. Dia akhinya mati,” kata Mulyani kepada Bacaini.id, Jumat siang, 23 April 2021.
Menurut Mulayani ikan malang ini masih tergolong anak-anak. Dia membandingkan dengan ukuran induk hiu tutul yang memiliki berat 30 ton.
baca ini Pemkab Tulungagung Didesak Keluarkan Larangan Atraksi Topeng Monyet
Sesuai ketentuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Kepmen KP No.18/2013, dimana hiu tutul merupakan binatang yang dilindungi, pemakaman bangkai ikan itu dilakukan di sekitar pantai.
”Rencananya kami kubur, masih menunggu bantuan alat berat, kesulitan jika memakai tenaga manusia,” terang Mulyani.
Saat ini pihak DKP Jatim dibantu kepolisian masih mengamankan ikan hiu tutul hingga dimakamkan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pencurian organ tubuh hiu.
Pencurian bangkai hiu ini pernah terjadi sembilan tahun lalu. Ada warga yang mencoba mengambil daging ikan untuk dimasak dan menimbulkan keracunan.
Disinggung tentang penyebab terdamparnya hiu ini, Mulyani belum bisa memastikan. Namun dugaan penyebabnya bisa bermacam-macam.
Pertama, ikan hiu tutul termasuk ikan yang selalu melakukan migrasi, bahkan telah memiliki jalur tetap migrasi. Kemungkinan terjadi kenaikan permukaan air laut sehingga memicu terjadinya perubahan jalur migrasi.
Kedua, ikan hiu terdampar di sedimen laut saat mengejar Plankton yang menjadi makanannya. ”Faktor lainnya bisa juga hiu tutul itu terlepas dari rombongan induknya dan tidak terlalu sehat, karena kesulitan bernafas dan berenang, terlebih terseret ombak hingga ke bibir pantai,” jelasnya.
Penulis: Aris Syaiful Anwar
Editor: HTW
Tonton video: