Bacaini.ID, JEMBER – Kunjungan Gus Fawait ke Kecamatan Semboro tak sekadar silaturahmi. Dari harga gabah hingga kebutuhan irigasi, semua dibicarakan langsung bersama para petani dalam forum dialog terbuka.
Gus Fawait bertemu para tokoh tani di Kecamatan Semboro dalam rangkaian kegiatan Guse Menyapa yang digelar di kediaman Kepala Desa Sidomulyo, Sabtu (29/11/2025).
Pertemuan ini menjadi ruang bagi petani untuk menyampaikan kondisi di lapangan, sekaligus ajang Fawait menyalurkan pesan dari Presiden Prabowo Subianto.
Di awal pertemuan, Fawait menyampaikan salam khusus dari Presiden Prabowo dan menegaskan bahwa perhatian pemerintah pusat terhadap petani kini semakin terasa.
Salah satu langkah yang ia soroti adalah keputusan pemerintah menetapkan harga gabah minimal Rp6.500 per kilogram, kebijakan yang ia sebut sebagai terobosan besar. “Kalau ada yang beli di bawah harga itu, sampaikan ke saya. Kita selesaikan bersama TNI–Polri,” tegasnya.
Fawait menyebut belum ada laporan harga gabah rendah, sehingga ia menilai harga di lapangan relatif stabil. Ia juga menyinggung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang segera berjalan penuh.
Menurutnya, selain menyasar anak-anak, program ini turut menggerakkan ekonomi sektor pertanian karena memerlukan pasokan besar dari daerah.
“Jeruk kemarin murah. Nanti saya yakin ikut naik karena jadi permintaan nasional,” ujarnya.
Fawait menekankan bahwa forum ini fokus pada penyerapan aspirasi. Program pemerintah, katanya, harus selaras dengan kebutuhan warga.
“Jangan sampai masyarakat butuhnya tahu, dikasih tempe. Tidak nyambung,” katanya.
Ia kemudian memaparkan program pertanian yang telah digelontorkan pemerintah pusat. Tahun ini, Jember mendapatkan alokasi optimalisasi lahan sekitar 6 ribu hektare, meliputi pembangunan irigasi, bantuan bibit, peralatan, hingga dukungan hukum bagi petani.
“Jember pernah menjadi lumbung padi, tapi sekarang kalah dari beberapa daerah karena panennya belum merata. Ada yang panen tiga kali, ada yang cuma sekali. Salah satunya karena infrastruktur,” jelasnya.
Menurut Fawait, bantuan pertanian harus dijaga dan dimanfaatkan dengan benar. Ia mengingatkan kelompok tani agar memastikan alat tidak hilang atau berpindah tangan, mengingat keterbatasan anggaran daerah maupun pusat.
Ia juga mendorong kelompok tani melibatkan anak muda untuk mempermudah administrasi dan mempercepat respons saat bantuan turun.
“Kalau ada satu dua anak muda masuk, pengurusannya cepat. Penyuluh juga terbantu,” katanya.
Menjelang akhir pertemuan, Fawait mengajak perangkat desa, kecamatan, dan dinas terkait untuk mengusulkan kebutuhan petani secara menyeluruh, mulai bibit jagung, padi, hingga perbaikan jaringan irigasi. Lahan yang belum bisa panen tiga kali karena infrastruktur kurang memadai juga dapat diusulkan dalam tahap optimalisasi berikutnya.
Ia menegaskan bahwa perhatian pemerintah pusat terhadap Jember sedang berada di momentum kuat. “Tahun depan, pembangunan infrastruktur pertanian mulai digenjot, termasuk rencana pengaspalan akses pertanian di Semboro,” pungkasnya.
Penulis : Mega





