Bacaini.id, KEDIRI – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengecek langsung sanitasi dan jamban penerima manfaat bantuan stimulan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pihaknya menargetkan 100 persen masyarakatnya Open Defecation Free (ODF) atau tidak buang sampah sembarangan pada tahun depan.
Hal ini disampaikan Mas Dhito saat mengikuti Deklarasi ODF di Balai Desa Badas, Kecamatan Badas, Senin, 22 Agustus 2022.
“Program ini yang pada intinya mengintervensi supaya perilaku hidup masyarakat higienis atau terbebas dari penyakit-penyakit lingkungan,” kata Mas Dhito.
Menurutnya, kesadaran masyarakat akan buang air di jamban atau toilet sudah meningkat. Namun, dari capaian 77 persen masyarakat yang masuk dalam ODF ini perlu ditingkatkan. Bahkan, Mas Dhito menargetkan 100 persen masyarakatnya harus buang air besar di jamban pada tahun 2024 nanti.
“Ini harus menjadi perhatian bagi kepala desa dan camat di wilayah Kabupaten Kediri. Target saya tahun 2024, dari sisa 23 persen tersebut sudah harus buang air pada tempatnya,” tuturnya.
Mas Dhito menambahkan terdapat lima instrumen atau pilar program STBM tersebut, yakni tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah rumah tangga dengan aman serta mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
“Dengan kelima instrumen tersebut diharapkan dapat mewujudkan kondisi sanitasi total melalui pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri, Achmad Khotib menjelaskan berdasarkan data yang dihimpun, hingga bulan Agustus 2022 sebanyak tujuh Kecamatan dan 173 desa atau total 268 desa telah masuk dalam kategori ODF.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun lalu, kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan 53 desa yang masuk dalam kategori desa ODF di 2022 ini.
“Tahun ini ada kemajuan tingkat kesadarannya dibanding tahun 2021 kemarin. Ada penambahan 53 desa,” ujarnya singkat.(ADV)