Melayani pembeli di dapur juga menjadi keunikan tersendiri. Di dapur sederhana ini, para pembeli bisa melihat secara langsung proses pembuatan sompil, yang secara keseluruhan diolah diatas tungku kayu bakar. Suasana inilah yang juga menarik minat para pembeli.
“Kami mulai jualan pukul 07.00 hingga 22.00 WIB. Kalau malam hari di sini akan terasa hangat, karena terdapat pawonan (tungku dari tumpukan batu bata),” ujar Supirah.
Dalam satu hari, lanjut Supirah, Sompil Dapur Mbah Yem bisa menghabiskan 200 porsi. Pelanggan warung makan legendaris ini tidak hanya datang dari Tulungagung saja, mereka juga datang dari Blitar, Kediri, Malang, Surabaya bahkan Jakarta.
“Satu porsi sompil harganya Rp7.000,” imbuhnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira