Bacaini.ID, KEDIRI -Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Klotok yang terletak di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, bukan sekadar lokasi pembuangan sampah. Tempat ini menyimpan sejarah panjang pengelolaan limbah kota yang mencerminkan dinamika urbanisasi dan tantangan lingkungan selama lebih dari tiga dekade.
TPA Klotok mulai beroperasi pada tahun 1992, memanfaatkan lahan di lereng Gunung Klotok yang saat itu masih hijau dan jauh dari pemukiman padat. Lokasi ini dipilih karena relatif bebas banjir, mudah diakses kendaraan pengangkut sampah, dan berada di zona yang tidak produktif untuk pertanian.
Awalnya, TPA Klotok menerapkan sistem control landfill, di mana sampah ditimbun dan ditutup lapisan tanah secara berkala. Namun, seiring keterbatasan anggaran dan sarana, metode ini bergeser menjadi open dumping, yaitu penumpukan sampah tanpa pengolahan memadai. Hal ini menyebabkan timbulan sampah mencapai 20 meter, bahkan sempat meluber ke sungai sekitar.
Dengan rata-rata timbulan sampah mencapai 173 ton per hari, kapasitas TPA Klotok terus tertekan. Pemerintah Kota Kediri telah membangun TPA II dan TPA III, namun usia pakai masing-masing hanya sekitar 3–7 tahun. Pada tahun 2024, Pemkot merencanakan perluasan lahan hingga 6 hektare di sisi barat TPA lama.
Inovasi pengelolaan sampah
TPA Klotok sempat menghasilkan gas metana dari proses dekomposisi sampah, namun pengelolaan air lindi masih menjadi masalah serius. Air rembesan sering kali langsung dialirkan ke sungai tanpa pengolahan hingga menimbulkan risiko pencemaran.
Pemerintah juga mulai menerapkan pendekatan TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan Bank Sampah berbasis komunitas untuk mengurangi beban TPA. Namun upaya tersebut belum maksimal untuk menekan gunungan sampah di TPA Klotok.
Keberadaan TPA Klotok ini tercantum dalam rencana tata ruang Kota Kediri dan diatur melalui berbagai regulasi, termasuk UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Perda Kota Kediri No. 14 Tahun 2003 tentang retribusi kebersihan.
Sejarah TPA Klotok ini mencerminkan perjalanan panjang Kota Kediri dalam menghadapi tantangan sampah. Dari sistem sederhana hingga rencana regional, TPA ini menjadi cerminan pentingnya inovasi, partisipasi warga, dan kebijakan berkelanjutan dalam pengelolaan limbah.
Penulis: Hari Tri Wasono