• Login
  • Register
Bacaini.id
Sunday, September 7, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Jamu Jawa, Terpahat pada Relief Candi, Prasasti Hingga Karya Sastra

ditulis oleh Editor
11/11/2024
Durasi baca: 3 menit
557 17
0
Sejarah Jamu Jawa, Terpahat pada Relief Candi, Prasasti Hingga Karya Sastra

Sejarah Jamu Jawa, Terpahat pada Relief Candi, Prasasti Hingga Karya Sastra. (foto/Indonesia Gastronomy Network)

Bacaini.ID, KEDIRI – Jamu merupakan salah satu warisan nenek moyang Nusantara yang terkenal hingga kini. Masyarakat nusantara, khususnya Jawa mengenal jamu sejak era kerajaan Mataram kuno.  

Tradisi meracik dan mengonsumsi jamu sebagai minuman kesehatan, ramuan obat lulur atau kompres dan detoksifikasi tubuh, berkembang pada era Hindu- Buddha.

Dilansir dari Google Arts & Culture, jejak pengobatan tradisional Jawa ditemukan pada sejumlah panil relief Karmawibhangga.

Relief yang terdapat pada bagian bawah Candi Borobudur itu memperlihatkan sosok laki-laki yang sedang dipijat dari kepala hingga dada dengan menggunakan ramuan.

Dalam relief juga terlihat visual seseorang membawa wadah berisi ramuan jamu untuk diminum. Digambarkan suasana penghormatan dan rasa syukur pada kesembuhan seseorang.

Pada bagian lain, terdapat juga relief yang menggambarkan ilustrasi beberapa tanaman yang dikenal sebagai bahan baku ramuan jamu.

Relief dengan visual serupa juga ditemukan pada beberapa candi, di antaranya Candi Prambanan, Penataran, Sukuh dan Tegawangi.
Jejak sejarah jamu sebagai obat dan minuman kesehatan juga ditemukan pada masa Kerajaan Majapahit.

Bahkan Hayam Wuruk (Raja Majapahit) mengatur rinci syarat pengobatan: dilarang melakukan pengobatan hanya demi uang dan dianggap sebagai pencuri jika dilanggar.

Selain itu raja berhak menghukum mati seseorang yang mencoba menyembuhkan sakit brahmana Hindu, namun gagal dan berakibat kematian.

Pengobatan tradisional yang melibatkan ramuan atau jamu di dalamnya juga tercatat dalam sejumlah prasasti.

Prasasti Balawi (1305 M) pada era Majapahit misalnya, menyebut profesi “tuha nambi” (dukun), “kdi” (dukun perempuan), dan “walyan” (tabib).

Sementara Prasasti Bendosari (1360 M), menyebut “janggan” untuk tabib desa dan Prasasti Madhawapura menyebut peracik jamu dan penjualnya sebagai “acaraki”.

Pada masa itu, acaraki akan melakukan ritual khusus sebelum meracik jamu atau melakukan pengobatan.

Namun jauh sebelum itu, kata ” oesada” dan “jampi” sudah dipakai untuk menyebut jamu. Hal itu termuat dalam Kitab Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh yang hidup mas Raja Jayabaya, Kerajaan Kediri.

Raja Jayabaya tercatat berkuasa sebagai Raja Kediri pada tahun 1135-1159 M.

Kata ” oesada” bermakna kesehatan, sementara “jampi” representasi dari campuran berbagai tanaman obat untuk diminum maupun dioleskan pada tubuh disertai doa-doa kesembuhan. 

Sejarah Penulisan Resep Jamu

Resep jamu tertulis dalam Serat Centhini dan dipublikasikan tahun 1814. Di dalamnya mencatat sekitar 104 jenis tumbuhan tanaman obat sebagai bahan racikan 85 macam jamu untuk mengobati kurang lebih 30 jenis penyakit.

Jamu juga tertulis pada Serat Kawruh bab Jampi-Jampi Jawi, yang ditulis masa pemerintahan Pakubuwono V (1833).

Di dalamnya terdapat 1,166 resep pengobatan yang terdiri dari 922 resep racikan jamu dan 244 resep pengobatan berupa rajah, jimat, gambar-gambar, doa, rapal dan mantra.

Dalam serat juga menjelaskan kata “jampi” dipakai lingkup kerajaan atau bangsawan, dalam hal ini Keraton Surakarta. Untuk kalangan luar istana atau bukan bangsawan, menggunakan kata “jamu”.

Perkembangan jamu sebagai minuman obat dan kesehatan terus berlanjut hingga zaman kolonial.

Mengutip dari National Geographic Indonesia, pada abad ke-17 seorang ilmuwan bernama Jacobus Bontius menggunakan jamu untuk mengobati Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen.

Penulis: Bromo Liem

Editor: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: candijamujamu jawakarya sastranusantaraprasastiresep jamusejarah jamu
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Identitas korban mutilasi di Pacet Mojokerto terungkap

Identitas Korban Mutilasi Mojokerto Terungkap, Pelaku Dikabarkan Ditangkap

Konser Dewa 19 Featuring All Stars 2.0 di GBK: Panggung Sejarah Musik Rock Dunia

Konser Dewa 19 Featuring All Stars 2.0 di GBK: Panggung Sejarah Musik Rock Dunia

Penampakan blood moon atau gerhana bulan total bisa dilihat kasat mata

Malam ini Blood Moon Terlihat Kasat Mata, Simak Waktunya

  • Bupati Blitar merayakan puncak hari jadi yang dibayangi isu gratifikasi

    Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2903 shares
    Share 1161 Tweet 726
  • Suara Grassroot PDIP Blitar Ingin Bupati Rijanto Diganti

    652 shares
    Share 261 Tweet 163
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15536 shares
    Share 6214 Tweet 3884
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16614 shares
    Share 6646 Tweet 4154
  • Dalam Pelarian DN Aidit Menulis Surat di Blitar

    577 shares
    Share 231 Tweet 144

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112