Bacaini.id, KEDIRI – Masih ingat dengan Rini? Perempuan berambut merah yang dulu berdiri di perempatan Jalan Doho sambil memegang poster.
Setelah lama tak terdengar kabarnya, sosok Rini muncul kembali. Perempuan bernama asli Dyah Sulistio Rini, 61 tahun itu kini sudah sembuh dan memiliki pekerjaan sendiri.
Ternyata ‘hilangnya’ Rini dari perempatan Jalan Doho lantaran tengah menjalani pengobatan. Dinas Sosial Pemkot Kediri mengevakuasinya dari jalanan dan membawa ke Rumah Sakit Jiwa Lawang, Malang untuk pemulihan. Hasilnya, Rini dinyatakan sembuh setelah dua tahun berobat.
Tak hanya pulih dari gangguan kejiwaan, Rini juga mengikuti pelatihan keterampilan memijat. Saat ini Rini sudah menguasai ilmu memijat untuk capek dan kerokan bagi ibu-ibu dan anak kecil. Dengan tarif sukarela, Rini mempromosikan usahanya melalui selebaran kertas yang dititipkan kepada Dyana, Pendamping ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) Kecamatan Kota.
“Alhamdulillah saya sekarang sudah sehat, sudah bisa mandiri. Buka pijet capek dan kerokan untuk ibu-ibu dan anak-anak. Biasanya orang-orang manggil (pijet) ke rumah. Tarifnya sukarela,” ujar Rini saat ditemui di Posyandu Jiwa, Sabtu 9 Oktober 2021.
Kemajuan yang dialami Rini mendapat apresiasi Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. Mas Abu berharap keberadaan Posyandu Jiwa di Kota Kediri memberi ruang kepada penyandang ODGJ untuk mendapatkan kembali kehidupan normal.
“Saat ini sudah ada 6 Posyandu Jiwa di Kota Kediri yang telah membuka layanan. Dukungan dari keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan agar mereka dapat bersosialisasi dan beraktivitas mandiri seperti sebelumnya,” kata Mas Abu.
Kepala Puskesmas Wilayah Balowerti dr. Henry Mulyono mengatakan kegiatan Posyandu Jiwa secara reguler diadakan selama tiga bulan sekali. Program ini membutuhkan keterlibatan banyak SDM seperti tenaga penjemput dan pengajar STIKES Dharma Husada untuk konseling.
“Untuk sementara waktu kami adakan tiga bulan sekali, mengingat kami perlu treatment tambahan berupa penjemputan pasien dari rumah,” tutur dr Henry.
Di posyandu jiwa tersebut, pasien akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan diajak bercerita tentang apa yang dirasakan saat ini. Mereka juga mendapatkan paket bantuan berupa bahan pokok, minuman bervitamin, susu, serta lauk pauk dari program Si Jamal yang merupakan gabungan beberapa lembaga amal yang bekerja sama dengan Pemkot Kediri. (*)