Bacaini.id, MALANG – Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris resmi ditetapkan tersangka dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Meski menerima keputusan itu, Hari juga menyampaikan protes adanya sejumlah kejanggalan pada insiden 1 Oktober 2022 itu.
Pernyataan resmi terkait penetapannya sebagai tersangka sekaligus pertanyaan terkait hal-hal janggal itu disampaikan Haris dalam konferensi pers di Kantor Arema FC, Jumat, 7 Oktober 2022.
”Saya disanksi seumur hidup gak masalah karena memang ini tanggung jawab Panpel. Kesalahan kami karena tidak bisa menyelamatkan nyawa. Tapi atas nama kemanusiaan, saya minta soal gas air mata itu juga diperiksa, juga soal ada oknum yang menutup pintu,” kata Haris.
Haris mengungkapkan ada kandungan zat yang berbeda di dalam gas air mata yang ditembakan aparat pada insiden 1 Oktober 2022 kemarin. Berdasarkan pengalaman sebelumnya pada tahun 2018 silam, dia merasakan perbedaan signifikan terkait dengan efek yang ditimbulkan.
“Saya minta gas air mata itu diperiksa juga karena yang saya rasakan (kandungan) itu beda dengan tahun 2018 lalu. Mereka (korban) mukanya biru-biru. Saya juga minta agar jenazah kawan-kawan diautopsi,” pintanya.
Selain itu, Haris juga menegaskan bahwa Panpel telah membuka pintu stadion sejak pertandingan memasuki menit ke-85. Sejumlah pihak juga mengetahui hal ini. Artinya, Panpel sudah membuka pintu sesuai prosedur dan juga tidak ada persoalan terkait dengan pintu stadion.
Bahkan manajer Arema FC, Ali Rifki ikut menimpali pernyataan Haris dengan menyampaikan adanya salah seorang korban yang baru bisa masuk ke stadion pada menit itu karena tidak mendapat tiket. Namun anehnya, begitu insiden terjadi, pintu itu tiba-tiba saja dalam kondisi tertutup.
“Sudah sesuai SOP, pintu harus terbuka. Mohon maaf kalau ada oknum yang menutup pintu, ya gak tahu. CCTV ada di situ semua, sesuai laporan juga sudah buka. Jadi rekan-rekan bisa minta rekaman CCTV itu (ke polisi),” ujarnya yakin.
Lebih lanjut, atas nama kemanusiaan, Haris siap bertanggung jawab atas kegagalan pengamanan pada pertandingan malam itu.
“Kalau memang ini adalah takdir dan musibah saya, saya hadapi. Jangan sampai kalau sukses, semua pada bergembira, tapi ketika ada kegagalan, dilimpahkan ke ketua Panpel,” harapnya tanpa menunjuk dan menyebut nama siapapun.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira