Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Mayoritas orang masih memandang bahwa pewayangan merupakan bagian budaya patriarki, maka profesi dalang identik dengan laki-laki. Tetapi, persepsi tersebut terbantahkan dengan adanya seorang dalang perempuan di Tulungagung.
Putri Laila Masisara, warga Desa Gedangsewu, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, mendobrak stigma dikriminatif itu dengan menggeluti dunia dalang pewayangan. Sebelum menekuni dunia dalang, bisa dibilang, Putri sudah memiliki modal awal.
Siswi kelas VIII SMP 2 Tulungagung itu memiliki bekal fasih melantunkan macapat dalam iringan pertunjukan wayang. Dari bekal itu, secara mendadak pihak sekolah memintanya untuk menekuni dunia dalang.
“Saya kaget ketika diminta menjadi dalang. Namun, setelah saya memikirkan kembali, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengambil tawaran menjadi dalang perempuan,” kata Putri kepada Bacaini.id, Rabu, 18 Mei 2022.
Putri mengungkapkan, untuk menjadi dalang perempuan bukanlah perkara mudah. Dia harus melatih pengambilan nada suluk, menyesuaikan alur dan harus bisa merubah karakter suara berdasarkan karakter setiap tokoh pewayangan. Selain itu, minimnya ruang bagi dalang perempuan juga menjadi tekanan tersendiri baginya.
“Awalnya memang sempat ragu, dengan kemampuan saya menjadi dalang perempuan. Tapi setelah saya menekuninya, akhirnya saya malah ketagihan,” akunya.
Menurut Putri, pada awalnya kedua orang tuanya juga sempat meragukan dirinya menjadi dalang perempuan. Pasalnya, untuk menjadi dalang perempuan, dia harus berlatih ekstra hingga memeras fisiknya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Putri bisa menunjukan hasil latihan yang ditekuninya dengan sungguh-sungguh selama ini.
“Bulan Maret kemarin saya ikut lomba Festival Dalang Pelajar. Pesertanya semua laki-laki, saya perempuan sendiri. Tapi saya tetap berusaha menampilkan yang terbaik dan bersyukur sekali bisa dapat juara 1 dalang kategori catur,” ceritanya bangga.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira