Bacaini.id, KEDIRI – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kediri Jawa Timur meningkat. Peningkatan kasus DBD berlangsung pada puncak musim penghujan ini.
Dinkes Kota Kediri mencatat, lonjakan kasus DBD terjadi pada Januari-Februari, yakni dari 8 kasus menjadi 20 kasus.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kediri Hendik Suprianto mengatakan peningkatan kasus ini tidak lepas dari perkembangbiakan nyamuk aides aegypti yang semakin masif di puncak musim penghujan.
“Penyuluhan dan edukasi pada masyarakat untuk terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak dan berkesinambungan terus kami lakukan,” kata Hendik, Rabu (6/3/2024).
Dinkes Kota Kediri, lanjutnya terus mendorong masyarakat agar menerapkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing. Dengan begitu, potensi kenaikan kasus bisa ditekan.
“Kami juga melakukan penyelidikan epidemiologi dan fogging focus bisa ada penularan DBD. Setiap ada kasus, kita lakukan PE (penyelidikan epidemiologi) dan fogging,” ujar Hendik.
Menurut Hendik, belum banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya mencegah DBD. Salah satunya terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang acuh dengan kebersihan lingkungan sekitar.
Padahal, penyakit ini juga diketahui bisa merenggut jiwa jika tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat waspada dan memahami deteksi dini terhadap gejala DBD. Namun demikian, menurut Hendik kasus DBD tersebut tidak sampai merenggut jiwa.
“Selama tiga tahun ini tidak ada laporan warga yang meninggal karena DBD. Tetapi kami mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui gejala DBD khususnya pada anak-anak untuk segera membawa ke puskesmas atau rumah sakit, jangan sampai terlambat,” paparnya.
Sebelumnya, Hendik juga menyampaikan bahwa pada umumnya, kasus DBD cenderung mengalami tren penurunan pada Januari. Sebab, puncak kasus biasanya terjadi selama Oktober-November, atau pada puncak musim hujan.
“Karena musim penghujan tahun ini mengalami pergeseran, lonjakan kasus baru terjadi mulai Januari. Tahun lalu, bulan Januari saja ada sekitar 20an kasus,” imbuhnya.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: Solichan Arif