KEDIRI – Terbatasnya pemasaran oleh-oleh Getuk Gedang pada masa pandemi covid 19, membuat Sujarwo, pria asal Dusun Besuk, Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri beralih menjadi petani bunga rombusa.
Rombusa sendiri adalah tanaman untuk penghijauan yang biasa ditanam di taman dan hiasan di jalan. Menurut Sujarwo, tanaman hias dan bunga saat ini sedang menjadi trend yang digemari, terutama bagi perempuan atau ibu-ibu, menanam bunga menjadi kegiatan yang menyenangkan dilakukan di rumah. “Ternyata usaha ini memang lebih cocok dijalankan saat pandemi ini, hal itu terbukti dari banyaknya permintaan tanaman hias ini,” ungkapnya pada bacaini.id Selasa, 10 November 2020.
Menurut Sujarwo, tanaman dengan harga jual sekitar Rp 15 sampai Rp 20 ribu ini membawa untung besar untuknya. Sedangkan dia hanya bermodal Rp 7 ribu per batang untuk membelinya dari pedagang.
Sampai saat ini, Sujarwo sudah memiliki lahan seluas 25 RU dengan 1000 batang tanaman. Untuk satu bijinya dihargai Rp 7 ribu per batang. “Itu untuk tanaman dipanen pada usia 4 bulan,” terangnya.
Selain itu, usaha ini juga masih berkaitan dengan konsep pariwisata yang ada di lokasi tempat tinggalnya yaitu kampung labu. Nantinya akan dikembangkan dengan adanya tanaman buah. “Disini juga ada tanaman jeruk dari pak lurah, jadi bisa meningkatkan perekonomian, utamanya petani sekitar” ucapnya.
Lebih lanjut dia berharap usahanya tersebut dikembangkan oleh para petani lain, karena untuk saat ini tanaman tersebut dianggap lebih menguntungkan ketimbang menanam padi. “Mereka belum percaya diri untuk mencoba beralih ke tanaman hias. Padahal keuntungannya jauh lebih menjanjikan, prosesnya juga lebih mudah,” tambahnya.
Untuk diketahui, usaha tanaman rombusa milik Sujarwo dilakukan sejak awal masuk masa pandemi. Sampai saat ini sudah memiliki mitra kerja yang ada di Malang mulai proses pengambilan, pengiriman sampai pemasaran. “Alhamdulillah lancar dan hasilnya bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari,” tutupnya.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: Karebet