Bacaini.ID, KEDIRI – Kegemaran baru Gus Iqdam melakukan flexing atau pamer kemewahan duniawi, kembali viral di media sosial (medsos).
Usai heboh nyetir Lamborghini di acara pengajian di Jepara Jawa Tengah, kali ini penceramah muda yang bernama Agus Muhammad Iqdam Kholid itu, pamer mobil Hummer Listrik senilai Rp 4,5 miliar.
Informasi yang dihimpun, Hummer Listrik harga 4,5 miliar itu kabarnya hadiah dari jamaah majelis pengajian Sabilu Taubah (ST) yang diasuhnya.
Aksinya yang disinyalir disengaja itu, sontak viral. Hujatan warganet di berbagai platform media sosial datang berbondong-bondong dari segala penjuru.
Bahkan sejumlah netizen di platform X rame-rame menge-tag akun @DitjenPajakRI dan akun @KemenkeuRI.
Mereka mempertanyakan apakah pajak hadiah mewah itu sudah dilunasi atau belum. Belum lagi hujatan soal riya’ serta berbedanya antara ucapan dan perbuatan.
Spekulasi yang berkembang lebih jauh, Gus Iqdam diduga sengaja flexing di medsos demi mempertahankan popularitasnya.
Melalui kerja “buzzer-buzzernya”, yakni dengan membuat gaduh di medsos, popularitasnya sebagai penceramah akan bertahan di puncak.
Pada sisi lain, keuntungan finansial dari sistem digital itu juga terus mengalir.
Yang menarik, pada saat Gus Iqdam lagi asyik menikmati “hobi” flexingnya, pamer kemewahan,sebagian orang penasaran dengan silsilahnya.
Seperti apa silsilah Gus Iqdam? Gus Iqdam diketahui merupakan cucu almarhum KH Zubaidi Abdul Ghofur atau Mbah Kiai Bad.
Siapa dia? Pendiri Pondok Pesantren Mambaul Hikam Mantenan, Udanawu Kabupaten Blitar, salah satu pesantren tua di Blitar.
Ibu Gus Iqdam, yakni Hj Lanratul Farida atau Nyai Rid adalah putri Mbah Kiai Bad.
Sedangkan Haji Kholid, ayah Gus Iqdam adalah warga Desa Karanggayam Kecamatan Srengat, tempat di mana majelis Sabilu Taubah bermarkas.
Gus Iqdam yang lahir 27 September 1994 merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara.
Di saat banyak orang menyorot kesenangan Gus Iqdam pamer kemewahan di media sosial, tidak sedikit orang teringat dengan sosok Mbah Yai Bad, kakeknya.
Semasa hidupnya, kakek Gus Iqdam dikenal sebagai salah satu ulama kharismatik di wilayah Kabupaten Blitar.
Peran Mbah Yai Bad dalam pendidikan dan perkembangan Islam di Blitar cukup besar.
Sebagaimana tradisi ulama-ulama terdahulu, Mbah Bad semasa mudanya juga mengupgrade ilmunya dengan nyantri dari pesantren ke pesantren.
Kakek Gus Iqdam diketahui pernah menimba ilmu di Ponpes Lirboyo Kediri selama 3 tahun. Kemudian berlanjut ke Ponpes Tremas Pacitan 7 tahun dan di Ponpes Jampes Kediri selama 7 tahun.
Kemudian juga tidak berhenti ngaji kilat pada saat Ramadhan di Ponpes Mojosari Nganjuk. Sosok Mbah Yai Bad terkenal sebagai ulama zuhud, hidup sederhana sekaligus ahli tirakat.
Cerita yang berkembang di lingkungan pesantren, Mbah Bad pernah berpuasa selama 7 tahun tanpa berbuka dengan makan nasi.
Ahli tirakat dan hidup penuh kesederhanaan itu yang membuat Mbah Yai Bad dihormati sepanjang hidupnya.
Begitulah profil kakek Gus Iqdam, salah satu ulama di Kabupaten Blitar yang selama hidupnya terkenal dengan keserhanaannya.
Penulis: Solichan Arif