Bacaini.ID, NGANJUK – Desa Gondanglegi, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk merupakan desa dengan mata pencaharian masyarakatnya sebagai perajin tahu. Hasil produksi mereka dijual di pasar pasar dan pedagang sayur keliling.
Menjadi perajin tahu tak sekedar pekerjaan bagi warga Gondanglegi. Tetapi upaya mempertahankan keterampilan dan cara hidup yang diwariskan orang tua mereka secara turun temurun. Sebuah spirit sekaligus petaka bagi perajin tradisional yang tetap mempertahankan usaha meski merugi.
Persoalan yang kerap dihadapi adalah hasil produksi yang tidak habis dijual. Jika sudah begini, tak ada pilihan bagi mereka selain menjual kepada pemilik ternak sebagai pakan. Harganya sudah barang tentu terjun bebas.
Mengetahui keluhan tersebut, lembaga pembiayaan Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar Cabang Kediri melakukan mitigasi. Hasilnya, mereka menawarkan pelatihan pemanfaatan sisa hasil penjualan tahu menjadi olahan kreatif. Seperti tahu bulat, stik tahu, dan tahu walik.
“Sebagian perajin tahu di wilayah Gondang Legi merupakan nasabah binaan Unit Mekaar Prambon Nganjuk,” kata Jayanti Erlina Dewi, Manager Regional Mekaar PNM Kediri, Rabu, 25 September 2024.
Mereka juga diikutsertakan dalam Program Pelatihan Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) Klasterisasi Sektoral, yang menghadirkan Gatot Siswanto, penggiat UMKM Kelud Mandiri Kabupaten Kediri.
Tidak hanya teori, para peserta langsung diberikan materi praktek bagaimana cara mengelola sisa hasil penjualan dengan baik dan benar menjadi olahan kreatif.
“Harapannya dengan kegiatan ini bisa menambah penghasilan ibu-ibu nasabah Mekaar,” pungkas Jayanti.
Penulis: A.K. Jatmiko
Editor: Hari Tri Wasono