Bacaini.id, KEDIRI – Digitalisasi sepak bola menjadi salah satu program Askot PSSI Kota Kediri dalam rangka mengembangkan skill sepak bola pada anak sejak dini. Nantinya siswa sepak bola bakal memiliki rapor perkembangan skill permainan.
Ketua Askot PSSI Kota Kediri, Tomi Ari Wibowo mengatakan, program digitalisasi sepak bola ini dilakukan bersama Go Balabali untuk mencatat kegiatan latihan maupun pertandingan. Catatan itu nanti akan digunakan sebagai data perkembangan para pemain.
“Digitalisasi sepak bola ini sesuai arahan Ketua PSSI untuk meningkatkan pembinaan sepak bola usia dini. Masing-masing pemain nanti akan punya rapor agar bisa dievaluasi,” jelas Tomi kepada Bacaini.id, Sabtu, 2 September 2023.
Secara teknisnya, Go Balabali mengandeng siswa SMK setempat yang diterjunkan ke lapangan untuk mengetahui skill anak-anak. Catatan mereka selanjutnya diihimpun sebagai laporan berbasis data digital sebagai sarana evaluasi oleh klub maupun pelatih.
Faunder Go Balabali, I Gusti Agung membeberkan bahwa digitalisai sepak bola ini merupakan terobosan baru untuk menghimpun data akurat terkait skill pemain sepak bola.
“Dengan digitalisasi melalui program My TC, setiap kali latihan maupun pertandingan akan ada catatan akurat mulai dari jumlah sentuhan bola, akurasi pasing, kontrol dan sebagainya. Ini akan jadi dasar evaluasi,” terang Agung.
Menurutnya, penguatan fundamental, termasuk fisik dan skill sepak bola seharusnya dilakukan sejak dini, mulai usia 10 sampai 15 tahun. Basis data itulah yang nantinya digunakan sebagai dasar penguatan fundamental.
“Harapannya nanti bisa diketahui siapa saja yang memiliki potensi. Dengan data ini pelatih bisa lebih fokus untuk menerapkan program latihan yang lebih tepat. Jadi evaluasi tidak hanya bagi anak-anak melainkan juga tim pelatih,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Disbudparpora Kota Kediri, Zahcrie Ahmad mengaku sangat mendukung terobosan baru digitalisasi sepak bola. Tentu saja karena nantinya para siswa sepak bola akan memiliki rapornya masing-masing.
“Itu akan mengeliminer tingkat subyektifitas pemain, sehinga pelatih maupun manajer tim mengetahui kemampuan individu masing-masing pemain binaan PSSI Kota Kediri,” jelas Zachrie menambahkan.**