KEDIRI – Keganasan biawak sebagai hewan buas tak perlu diragukan. Kadal berukuran menengah dan besar ini kerap menjadi predator bagi unggas peliharaan warga.
Populasi biawak di daerah beriklim panas dan tropis cukup besar. Tak heran jika binatang ini memiliki banyak nama di beberapa daerah. Masyarakat Sunda menyebutnya ‘bayawak’. Di Jawa dia disebut bajul, menyawak, atau nyambik. Warga Madura memiliki julukan sendiri yakni ‘berekai’. Sedangkan di pulau Komodo, reptil besar ini disebut ‘hora’ atau ‘mbu’.
Apapun julukannya, biawak adalah binatang berbahaya. Habitat kesukaannya tak jauh dari perairan, hutan lembab, padang rumput, dan sekitar hilir sungai. Sedangkan di perkotaan biawak kerap ditemukan di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai. Binatang ini memakan serangga, ketam kodok, ikan, reptilia kecil, burung, serta mamalia kecil seperti tikus.
Di Kediri Jawa Timur, tepatnya di Jalan Raya Kediri – Pare, Kecamatan Gurah, biawak justru dimangsa manusia. Biawak diburu di tempat persembunyiannya untuk disembelih dan diolah menjadi makanan. Daging biawak diyakini manjur sebagai obat dan kuliner yang lezat. Sedangkan kulitnya menjadi bahan baku perhiasan.
Tak sekedar menjadi santapan sendiri, di tempat ini biawak menjadi salah satu menu andalan warung makan. Namanya warung Mbah Darmo. Di sini biawak yang ganas disulap menjadi sate dan krengsengan. Hiiii………bagaimana rasanya?
Penasaran dengan daging biawak, Bacaini mendatangi warung Mbah Darmo yang terletak di tepi jalan raya. Warung ini mudah dikenali karena berada tepat di ujung pertigaan. Terdapat spanduk dengan tulisan ‘Emprit Mbah Darmo’. Selain menjual biawak, warung ini juga menyediakan daging burung emprit.
Di sudut warung tampak seorang pria tengah menyantap makanan. Pria bertampang sangar itu terlihat menikmati potongan daging di atas piring. Warnanya coklat gelap dengan beberapa tulang di tepi piring.
Pria bertatto dengan rambut agak gondrong ini adalah pelanggan warung Mbah Darmo. Orang di lingkungannya kerap menyapanya Bang Roma. Menurutnya, biawak memberi stamina bagi tubuh. “Rasanya enak, tekstur dagingnya tidak kenyal. Mau coba,” katanya dengan muka dingin.
Daripada disate, Roma menyukai daging biawak yang dikrengseng. Bumbunya lebih menyerap. Enak disantap dengan sambal kecap atau tomat, plus sepiring nasi panas.
Menurut Roma daging biawak memiliki banyak manfaat. Selain meningkatkan stamina, menyantap biawak bisa memicu rasa hangat di badan. “Ada yang bilang tambah greng. Tapi saya tidak percaya,” kata Roma sambil menahan pedas.
Namun dia mengakui jika daging biawak bisa meningkatkan staminanya saat melakukan olah raga menembak. Roma memang penghobi air soft gun yang membutuhkan ketahanan fisik luar biasa.
Menembak dan biawak adalah kesukaan Roma. Keduanya membuat Roma menjadi laki-laki sejati. (HTW)