Bacaini.id, TRENGGALEK – Perawatan terhadap cagar budaya dan benda bersejarah di Kabupaten Trenggalek masih memerlukan perhatian serius. Padahal kekayaan budaya dan sejarah di Trenggalek sangat besar.
Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara mengakui masih kurangnya perhatian pemerintah terhadap cagar budaya dan benda-benda bersejarah yang ada.
“Memang harusnya apa yang menjadi kekayaan budaya Kabupaten Trenggalek ini mendapat perhatian lebih. Kami menyadari, selama ini masih kurang memperhatikan kekayaan seperti itu,” ujarnya, Rabu (30/4/2025)
Ia tak menampik masih terdapat kekurangan dalam aspek perlindungan, pengelolaan, serta pelestarian benda dan situs bersejarah selama ini. Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Trenggalek berencana mengembangkan koleksi sejarah yang telah dimiliki dan memaksimalkan pemanfaatan prasasti yang berada di depan Pendopo Kabupaten.
Menurut Syah, langkah tersebut bertujuan memperkuat identitas sejarah Trenggalek dan menjadikannya sebagai sarana edukasi masyarakat.
Tak hanya itu, pemerintah daerah juga tengah mempertimbangkan pengalokasian anggaran khusus untuk menyelamatkan benda-benda cagar budaya. Selama ini, keterbatasan anggaran dan ketiadaan kompensasi untuk pemilik lahan kerap menjadi kendala dalam upaya pelestarian.
“Dengan keterbatasan anggaran, memang hal seperti itu kerap terjadi. Namun kami akan coba anggarkan ke depan untuk penyelamatan benda-benda cagar budaya,” tegasnya.
Meski demikian, Syah menyebutkan upaya penyelamatan dan eksplorasi telah dilakukan di sejumlah titik, salah satunya di wilayah Kamulan. Namun, karena jumlah temuan yang cukup banyak, masih banyak benda bersejarah yang belum tertangani.
Ia menambahkan, proses inventarisasi benda cagar budaya sebaiknya dikoordinasikan lebih lanjut dengan Dinas Pariwisata untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan valid.
“Sebenarnya bukan berarti kita tidak bertindak. Beberapa sudah kita selamatkan, tapi karena memang jumlahnya sangat banyak, masih ada yang belum mendapat perhatian,” pungkasnya. (ADV)
Penulis: Aby Kurniawan
Editor: Hari TW