Bacaini.ID, TRENGGALEK – Kemarau basah masih jadi ancaman di wilayah Trenggalek Jawa Timur. Kemarau basah berdampak pada musibah kekeringan.
Pemkab Trenggalek saat ini tengah melakukan penguatan lintas sektor guna menanggulangi dampak yang terjadi. Utamanya menjaga ketersediaan air.
“Pemkab Trenggalek terus berkoordinasi untuk menganalisis kondisi ketersediaan air,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, Rabu (6/8/2025).
Pada saat ini BPBD Provinsi Jawa Timur telah mengirimkan bantuan logistik 50 tandon air. Petugas secepatnya mendistribusikan tandon ke desa-desa terdampak.
Petugas teknis, kata Triadi juga melakukan pengecekan dan mengoptimalkan sarana irigasi. Kebutuhan air petani selama kemarau diharapkan bisa tercukupi.
Sejumlah sumur bor yang dibangun pada beberapa tahun terakhir juga diharapkan bisa jadi sumber air alternatif.
Tercatat ada sebanyak 30 titik sumur bor yang tersebar di berbagai wilayah.
“Kami sudah siagakan segala kebutuhan logistik termasuk mobilisasi apabila sewaktu-waktu diperlukan pengiriman air,” ungkap Triadi.
Data tahun 2024 menyebut ada 72 desa di 14 kecamatan di Kabupaten Trenggalek yang terdampak kekeringan.
Kekeringan terparah di wilayah Kecamatan Panggul. Banyak desa terdampak.
Mengacu prediksi BMKG, musim kemarau lebih singkat dengan puncak Juli-Agustus, Triadi berharap pada tahun ini tidak terjadi permintaan distribusi air secara darurat.
“Semoga tidak terjadi permintaan distribusi air bersih,” pungkasnya.
Penulis: Aby Kurniawan
Editor: Solichan Arif